ArenaLTE.com - Pola penyerangan DdoS sepertinya menjadi cara yang paling efektif dilakukan para penjahat siber dalam melakukan aksinya. Hal itu terbukti dengan meningkatnya pola serangan dan target yang dikejar para penjahat. Menurut para ahli Kaspersky Lab, DDoS telah menyerang organisasi di 98 negara pada kuartal ketiga, sedangkan geografi serangan hanya sampai 86 negara pada periode pelaporan sebelumnya.
Dalam hal jumlah target, 10 negara teratas masuk dalam serangan DdoS ini. Rusia naik dari posisi tujuh ke empat, sementara Perancis dan Jerman menggantikan Australia dan Italia. Sementara itu, 10 negara yang paling populer untuk menjadi host dari botnet command servers pada kuartal ini yaitu Italia dan Inggris, menggantikan Kanada dan Jerman.
Dalam kedua kasus tersebut, Cina, Korea Selatan dan Amerika Serikat, sebagai negara yang paling populer sebagai host untuk data center termurah, terus menduduki peringkat teratas. Proporsi botnet Linux masih terus berkembang : menyumbang 70% serangan pada kuartal terakhir (dibandingkan 51% pada kuartal sebelumnya).
Persentase serangan kompleks seperti SYN dan HTTP-DDoS juga meningkat, sementara proporsi metode lainnya turun. Selain itu, di Q3 terlihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah serangan campuran, di mana para penjahat dunia maya menggunakan beberapa metode secara bersamaan. Yang menarik adalah beragam korban serangan DDoS selama periode pelaporan.
Secara khusus, banyak layanan gim online, seperti Final Fantasy, Blizzard Entertainment, American Cardroom dan UK National Lottery yang terpengaruh. Para ahli Kaspersky Lab mencatat adanya peningkatan jumlah serangan DDoS yang menargetkan platform yang melakukan penawaran koin awal (initial coin offering / ICOs) - penawaran awal token dengan menggunakan teknologi blockchain. Serangan DDoS semacam itu ditujukan untuk mendiskreditkan layanan ini atau, yang lebih buruk lagi, berfungsi sebagai manuver yang dipakai untuk mengganggu selama aksi pencurian sebenarnya berjalan.
"Hiburan dan layanan keuangan – bisnis yang sangat bergantung pada ketersediaan yang konstan kepada pengguna - selalu menjadi target favorit untuk serangan DDoS. Bagi mereka, downtime yang disebabkan oleh serangan dapat mengakibatkan tidak hanya kerugian finansial yang signifikan, tetapi juga risiko reputasi yang dapat mengakibatkan perpindahan pelanggan ke pesaing,” jelas Kirill Ilganaev, Head of Kaspersky Lab DDoS Protection.
Menurutnya, tidak mengherankan bahwa layanan gim online dengan omset ratusan juta menarik perhatian penjahat siber dan situs jenis keuangan baru juga terus diserang. Yang mengejutkan, bagaimanapun, masih banyak perusahaan yang belum memberikan perhatian penuh untuk perlindungan profesional terhadap serangan DDoS.
Serangan DDoS Kini Incar Uang Digital & Para Gamer
Artikel Menarik Lainnya:
- Penjahat Siber Tingkatkan Penggunaan DDoS Hingga Tiga Kali Lipat Tahun Ini
- Duh, Selama Masa Pandemi Serangan DDoS Hacker Meningkat Drastis
- Duh, Selama Q2 2019 Serangan Siber DDos Naik 18%
- Waspada Game Online Palsu Penyebar Virus, Ini Cara Mengatasinya
- Menurut Survey, Tuntutan Teknologi Jadi Perusak Hubungan Anak Muda