Samsung Beri Isyarat Tak Bagus Ke Investor

ArenaLTE.com - Hingga saat ini, tak bisa dipungkiri bahwa Samsung adalah brand penguasa pasar (ponsel) di dunia. Market share Samsung masih paling tinggi. Tetapi, apa yang terjadi belakangan ini, bisa mencuatkan pertanyaan, sampai berapa lama Samsung bisa mempertahankan posisinya sebagai penguasa pasar?
 
Salah satu indikasi kedigdayaan Samsung pelan-pelan mulai tergerus, diungkapkan Samsung sendiri. Dalam pernyataan perusahaan yang dikeluarkan baru-baru ini, Samsung memberi “sinyal” kepada para investornya, kinerja perusahaan pada kuartal pertama (Q-1) tahun 2019 ini sepertinya tak begitu menggembirakan.
 
Menurut laporan yang dimuat di laman resmi perusahaan, Samsung menyatakan perkiraan revenue untuk Q-1 2019  mencapai 52 Triliun Won (sekitar IDR643 Triliun). Keuntungan operasional diperkirakan 6.2 triliun Won (sekitar IDR77 Triliun). Angkanya besar, namun itu ternyata turun dibanding periode sama tahun lalu.
 
Pada Q-1 2018, Samsung berhasil menggaet revenue sebesar 60.56 Triliun Won (sekitar IDR750 Triliun), serta profit operasional sebesar 15.64 Triliun Won (sekitar IDR194 Triliun). Itu berarti terjadinya penurunan sebesar 14% dibanding revenue Q-1 tahun lalu, serta anjlok 60% lebih untuk profit operasional, dibanding periode sama tahun lalu.
 
Bahkan angka perkiraan Q-1 2019 ini juga lebih rendah dibanding Q-4 2018. Pada akhir tahun lalu (Q-4), Samsung mencatat revenue 59.27 triliun Won (sekitar IDR 734 Triliun). Sementara profit operasionalnya mencapai 10.8 Triliun Won (sekitar IDR134 Triliun). Dari angka-angka itu, jelas menunjukkan tren penurunan performa.
 
Anjloknya pendapatan Samsung ini, diduga terkait dengan kondisi pasar yang memang lesu sepanjang 2018 lalu. Tidak hanya berdampak pada produk Samsung, tetapi juga berimbas ke vendor lain yang memakai produk Samsung untuk komponen produk –seperti Apple yang memakai display buatan Samsung. Turunnya permintaan pada brand lain yang memakai komponen Samsung, berakibat turunnya permintaan pula terhadap komponen buatan Samsung.  
 
Belum lagi dengan kompetisi antar vendor yang makin menggila. Samsung mendapat tekanan berat dari vendor-vendor asal Cina, yang begitu agresif dan tak kekurangan inovasi teknologi. Beberapa vendor Cina, seperti Xiaomi, malah mencatat pertumbuhan mengesankan. Tumbuhnya para pesaing ini, berimbas pada tergerusnya pangsa pasar Samsung.
 
Laporan awal dari Samsung mengenai kinerja mereka pada Q-1 2019 ini, yang isinya lebih mengingatkan para investor agar tak terlalu terkejut dengan laporan final yang akan menyusul diterbitkan, adalah kali pertama dilakukan Samsung. Well, sepertinya Samsung harus bekerja lebih keras dan lebih inovatif lagi agar bisa “mengobati” keterkejutan di awal tahun ini.

Leave a Comment