REVIEW OPPO RENO: BANGSAWANNYA KLAN OPPO

Plus

  • Desain Mewah
  • 100!!!% Screen
  • Night Photo
  • 10X Hybrid Zoom Plus OIS
  • Flash Charge

Minus

  • Tak ada radio FM
  • Permukaan body agak licin

Score: 8.0

DESAIN
8
LAYAR
9
KAMERA
8
MULTIMEDIA
8
PERFORMA
8
VALUE FOR MONEY
7
ArenaLTE.com - Dalam industri ponsel, kasta tertinggi dipegang oleh kelas smartphone premium. Inilah kelas yang dihuni smartphone impian, dipenuhi lini produk dengan kemampuan dan spesifikasi tinggi, desain menawan, dan harga yang fantastis pula. Segmen ini hanya dihuni sedikit pemain, yang rerata merupakan brand bangkotan semacam Samsung, Apple, dan belakangan Huawei.
 
Tapi kini Oppo merangsek masuk ke segmen ini. Lewat Reno Series, Oppo menandai kehadirannya di segmen bergengsi ini. Sebelumnya, brand asal Cina ini paling tinggi bermain di segmen menengah atas. Maka, menempatkan Reno Series di segmen premium ini, adalah langkah cerdik Oppo untuk menghilangkan bayangan sebagai pemain kelas menengah.  
 
Kalaupun Oppo pede memasuki kawasan “bergengsi” ini, bisa dimaklumi bila melihat spesifikasi produk yang diusung seri ini. Reno series diperlengkapi dengan hardware dan software mumpuni. Terutama di sektor kamera. Yang paling menonjol adalah kemampuan zoom 10 kali pembesaran, yang mereka namakan “periscope zoom”, sebuah mekanisme pembesaran hybrid, memadukan optical dan digital zoom.
 
Dalam kesempatan ini ArenaLTE menjajal kemampuan salah satu varian dari Reno Series, yakni, Reno Reguler, yang merupakan versi “biasa” dari serial ini. Tentu saja beberapa spesifikasi berada di bawah varian Reno 10X Zoom. Misalnya, SoC yang berada setingkat di bawah Reno 10X Zoom. Akan tetapi, harganya juga lebih rendah, beda Rp3 juta dibanding varian paling top itu. Berikut reviewnya:
 

DESAIN

Ukuran                 : 156.6 x 74.3 mm
Tebal                     : 9 mm
Bobot                    : 185 gram
Platform                : Unibody


 
Reno Series dirancang sebagai smartphone premium. Sehingga, mulai dari boks-nya saja sudah dirancang mewah. Karton berhologram bernuansa mutiara, yang dipadu dengan cetakan embose logo Oppo Reno di bagian bawah, dan di tengah-tengah ada patron khas Reno Series, yang juga dicetak embose.
 
Di dalam boks, tersimpan Reno yang, dalam keadaan non-aktif dan tampak depan, seperti smartphone kebanyakan. Tetapi begitu dicermati keseluruhan, jelas sekali hape ini dirancang dengan sentuhan desain berkelas. Panel belakang bernuansa glossy, dengan sentuhan ornamen garis tebal memanjang vertical berada tepat di tengah-tengah, di bawah lubang kamera. Tempat di mana logo Oppo ditaruh.
 
Kali ini Oppo kembali ke pewarnaan flat dan solid, meninggalkan desain warna gradasi yang sebelumnya hadir pada seri-seri Oppo sebelumnya. Namun tetap memberi sentuhan tiga dimensi yang menarik. Kembali ke desain glossy, warna solid ditambahi efek tiga dimensi, setidaknya membawa angina segar, di tengah kejemuan akan warna gradasi –yang juga banyak dipakai brand lain. Ada dua pilihan warna, Ocean Green dan Jet Black.
 
Sekarang soal rancang bangunnya. Dalam genggaman, Oppo Reno terasa kokoh dan mantab. Ukurannya pas dengan genggaman tangan rata-rata pengguna Indonesia. Tapi terasa sedikit berat. Struktur body dibangun sempurna, terlihat pada sambungan panel depan dan belakang yang seperti seamless pada frame. Hanya saja, body glossy-nya terasa sedikit licin dalam genggaman. Pakai cover biar tak licin? Boleh juga, namun akan mengurangi keelokan tampilan hape ini.
 
Yang menarik perhatian adalah, bola metal kecil berada tepat di bawah lensa kamera belakang. Bila dicermati, sepertinya bola metal itu untuk menghindari gesekan langsung pada lubang kamera, yang tak memakai frame pelindung.
 

DISPLAY

Jenis                                    : AMOLED On-cell, capacitive touchscreen, 16M colors
Ukuran                                 : 6.4 inchi
Resolusi                               : FHD+ 1080 x 2340 pixels
Rasio Tampilan                    : 19.5 : 9 ratio
Rasio ke Body                     : 93.1 %


 
Reno mempunyai layar yang istimewa. Hadir dengan panel depan yang (nyaris) seratus persen berupa layar display. Menyingkirkan segala macam pernak-pernik yang biasanya ada di layar, seperti lubang kamera, speaker, sensor dan sebagainya. Bahkan, hape ini menanamkan tombol finger-print di balik layar (in-display finger print).
 
Hasilnya adalah sebuah layar display yang bisa menyajikan tampilan sepenuhnya, tanpa gangguan apapun. Sungguh menyenangkan bisa mendapati tampilan yang utuh. Ditambah lagi performa layar sentuh yang handal, responsive terhadap sentuhan jari, serta kuat menghadapi terpaan sinar matahari langsung tanpa menimbulkan ghost effect yang mengganggu.
 

KAMERA

Belakang             : 8 MP, f/1.7, 26mm (wide), 1/2.0", 0.8µm, PDAF
                               5 MP, f/2.4, depth sensor.
Fitur                      : LED flash, HDR, panorama
Video (Main)         : 2160p@30fps, 1080p@30/60/120fps, gyro-EIS
Depan                   : Motorized pop-up 16 MP, f/2.0, 26mm (wide)
Video (Selfie)       : 1080@30fps
Flash Light           : LED Flash


 
Reno yang panel depannya seratus persen layar itu, dimungkinkan karena Oppo berhasil menciptakan rancangan kamera depan yang bisa disembunyikan dalam body. Kamera diletakkan dalam sebuah bidang yang bisa keluar-masuk, dan digerakkan oleh sistem motor penggerak. Makanya dinamakan juga motorized pop-up kamera.
 
Oppo menerapkan  motorized pop-up camera ini pada serial Reno dan F11. Bedanya, pada F11 bidang kamera (dan flash light) berbentuk batang, dan ditempatkan di tengah-tengah sisi atas hape. Sementara pada Reno, bidang kamera berbentuk segitiga, seperti sepotong irisan pizza.
 
Ada kekhawatiran akan kekuatan bidang kamera seperti ini. Bagaimana kalau terbentur? Berapa lama bisa digunakan? Oppo mengklaim, sistem motor penggeraknya bisa digunakan hingga 6 tahun –tenggang waktu yang lama untuk membuat sebuah smartphone tampak usang, dengan rata-rata pengguna mengganti smartphone tiap 1.5-2 tahun sekali. Dengan pemakaian 100 kali per hari.
 
Oppo juga menyelipkan mekanisme pengaman otomatis, bila saat dipakai hape tergelincir dari tangan dan jatuh. Sistem sensornya bisa mendeteksi gerak jatuh, dan secara otomatis menarik masuk bidang kamera. Dalam uji coba ArenaLTE, ketika dijatuhkan dari ketinggian sekitar satu meter, bidang kamera sudah masuk sempurna sebelum membentur lantai. Kalaupun toh tak sengaja terbentur, ternyata bidang kamera ini cukup kuat, dan masih bisa berfungsi normal, walaupun terbentur.


 
Oke, itu mengenai motorized pop-up camera Reno. Dari segi hardware yang lain, Reno Series dilengkapi Sony IMX 586 48MP ultra-clear camera, dibarengi dengan sensor ultra besar (1/2.0”), aperture yang juga besar (f/1.7), yang dikombinasikan dengan software algoritma MFNR dan HDR. Ini untuk menghindari pengguna dari over exposure dan tetap menjaga detil foto pada kondisi minim cahaya. Satu lagi, optimalisasi AI untuk fotografi malam, secara cerdas dapat membedakan antara obyek foto dan latar belakang.
 
Itu semua terlihat pada foto yang dihasilkan. Memotret dalam kondisi cahaya berlimpah di siang hari, menghadirkan hasil foto dengan komposisi warna yang padat dan cerah. Lensa cukup jitu dalam meletakkan focus pada obyek. Dynamic range –antara bagian yang terkena sinar secara langsung dan tidak—cukup tinggi. Dalam artian, bagian yang berada di area tak terkena sinar, masih bisa terekam dengan baik. Sehingga, membuat foto dengan pencahayaan berimbang –tidak terlihat kontras.


 
Sensor kamera sangat bagus dalam menangkap dan merekam cahaya, serta meraciknya menjadi sebuah foto yang terlihat cerah, tajam dan jernih tanpa sedikitpun terlihat bintik pixel. Software yang disertakan dalam fitur kamera ini, mendorong pengayaan warna tanpa membuatnya terlihat jomplang dan tidak natural.
 
Untuk pemotretan jarak dekat (makro), lensanya mampu menangkap dan melakukan focus pada jarak maksimal 5 cm. Sistem focusing bekerja baik, yang secara cepat menangkap obyek foto yang dikehendaki. Ditambah dengan efek bokeh, memotret dalam jarak dekat ini mampu menghasilkan foto yang stunning. Cobalah memotret obyek berwarna cerah dengan latar belakang yang agak gelap. Anda akan kagum sendiri pada foto yang dihasilkan.


 
Reno regular yang diuji coba ini memang tidak begitu menekankan pada keunggulan 10X zoom. Tetapi, fungsi itu tetap ada di hape ini. Kemampuan hybrid zoom yang dimilikinya cukup mengesankan. Ditunjang dengan OIS (optical image stabilizer), meminimalisir efek goyang ketika zooming diaktifkan.


 
Nah, keunggulan lain dari fitur kamera Reno adalah aperture yang besar (f/1.7). Ini membuatnya mampu menyerap cahaya yang minim sekalipun. Karenanya, Anda bisa leluasa menggunakan Reno untuk mengabadikan suasana malam hari, merekam gemerlap lampu perkotaan. Bahkan mampu memotret rembulan di langit malam. Setitik kecil cahaya bintang pun mampu ditangkap oleh sensornya yang berukuran besar. Hanya saja, fitur night photo ini tak tersedia untuk kamera depan.


 
Untuk selfie, Reno dibekali kamera 16 Mpix. Sudah sangat memadai untuk mengabadikan keceriaan Anda bersama kawan-kawan. At au, membuat foto profil yang bisa membuat teman-teman Anda rada pangling. Reno dilengkapi software yang menata warna kulit tetap natural meski difoto dalam kondisi low light. Dibekali macam-macam filter untuk “memoles” wajah biar lebih kinclong. Bahkan mengubah garis wajah biar lebih “ideal”. Seperti melangsingkan hidung yang lebar, melancipkan dagu, membuat muka lebih tirus, memperhalus kulit, dan sebagainya.
 
Oke, sekarang fungsi video. Untuk membuat video dengan resolusi tinggi, gunakan kamera belakang. Dilengkapi dengan gyro-EIS, yang membantu menstabilkan efek shake. Namun, kepekaan merekam audio dari kamera belakang, sedikit lebih rendah ketimbang kalau Anda merekam video dari kamera depannya –ini karena posisi mic yang berada di bagian depan. Dari aspek rekam audio-nya termasuk cukup peka, hanya saja, suara di sekitar ikut terekam sehingga agak mengganggu kejernihan audio pada rekaman videonya.
 

MULTIMEDIA



Oke, sekarang sektor multimedia. Di sini smartphone mesti bisa menjelma menjadi perangkat dengan berbagai fungsi bagi penggunanya. Terutama di sektor hiburan (entertainment) dan gaming. Yang terakhir ini malah makin marak belakangan ini.
 
Untuk urusan music, Reno dilengkapi dengan audio Dolby Atmos. Tapi fitur ini hanya bisa berfungsi jika headset dipasangkan. Ada lubang jack 3.5 mm untuk memasang headset –Reno punya headset bawaan. Kualitas headset bawaan ini rada biasa, dan sebaiknya pakai headset yang lebih bagus untuk mendapat kualitas audio maksimal –dan lebih terasa efek dolby atmos-nya.
 
Dalam fitur pemutar music ini ada yang menarik. Oppo membenamkan yang namanya smart (audio), yang bila opsi itu dipilih, pemutar music secara pintar akan menyesuaikan pilihan komposisi nada pada fungsi yang dijalankan. Jadi, ketika sedang gaming, audio akan disesuaikan dengan kompisisi audio yang cocok dengan game.
 
Namun pengguna bisa juga memilih opsi audio sesuai dengan fungsi yang sedang berjalan. Ada opsi movie untuk  mendapatkan audio realistic 3D sound dan power bass. Kalau opsi gaming yang dipilih, komposisi audio disetel untuk live performance sound dengan dentuman bass ekstra. Kalau ingin mendengarkan music, pilih opsi setelan music, yang berikutnya tersedia pengaturan audio (equalizer). Bisa memakai intelligent equalizer, ataupun mengatur sendiri pada virtual equalizer yang tersedia.
 
Gaming? Layar lebar bebas notch dan sebagainya, memberikan pengalaman gaming yang lebih seru. Cobalah pakai headset, dan pilih opsi gaming pada pengaturan audio. Rasakan sensasinya.
 

NETWORK & KONEKTIVITAS

Jaringan               : 2G/3G/4G, LTE-A
WiFI                      : Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot
Bluetooth             : 5.0, A2DP, EDR, LE, aptX HD
SIM                        : Dual Nano SIM Card
USB                       : Type-C 1.0 reversible connector, USB On-The-Go
 
Dipersiapkan untuk kompatibel dengan semua jaringan operator 4G yang ada di Indonesia. Jadi apapun kartu sim yang Anda pakai, bisa diselipkan di ponsel ini. Ada dua slot kartu sim yang tersedia, dan dua-duanya bisa aktif bersamaan.
 
Koneksi Bluetoth versi 5 menjamin koneksi antar device berlangsung lebih mulus dan lebih banyak ragam device. Misalnya, untuk menghubungkan headphone yang memiliki wireless juga. Atau, koneksi ke smartwatch. Bluetooth yang dipasangkan pada hape ini juga cukup handal untuk memfasilitasi pertukaran file antar device. 
 

PERFORMA

OS                          : Android 9.0 (Pie); ColorOS 6
CPU                       : Octa-core (2x2.2 GHz Kryo 360 Gold & 6x1.7 GHz Kryo 360 Silver)
GPU                       : Adreno 616
Chipset                  : Qualcomm SDM710 Snapdragon 710 (10 nm)
RAM                       : 6 GB
ROM                       : 256 GB
Ext Memory           : Tak ada
 


Untuk sektor dapur pacu, SoC yang digunakan Reno Regular setingkat di bawah varian 10X Zoom yang memakai SoC Snapdragon 855 (7nm). CPU-nya juga paling tinggi hanya 2.2 GHz –sementara 10X Zoom punya satu prosesor berkecepatan 2.84 GHz dan 3 prosesor 2.42 GHz. Tapi “jeroan” Reno Regular ini sudah cukup memadai untuk menunjang aksi dual kameranya, serta teknologi AI yang disandangnya.
 
Pada uji coba dengan menjalankan berbagai fungsi, mulai dari kerja ringan hingga berat, Reno menunjukkan ketangguhannya. Tak ada tanda-tanda hape ini kepayahan. Tetap berjalan lancar. Termasuk digenjot main game secara marathon. Tetap tak ada kendala, meski suhu hape cepat meningkat.
 
Pengukuran memakai AntuTu mendapatkan angka 154042. Ini sebenarnya masuk dalam kisaran hape-hape dengan SoC sekelas Qualcomm SD710 yang dipakai Reno. Tapi, angka yang dicapai Reno merupakan batas atas dari kisaran angka pada smartphone-smartphone sekelas.
 
ColorOS 6 yang dipakai Reno memberikan nuansa yang lebih user friendly, simple sekaligus dinamis. Gampang mengakses menu serta mengatur menu dan file. Beberapa fitur khas ColorOS, membantu pengguna lebih mudah menavigasi menu. Serta, ini juga penting, mengatur keseimbangan penggunaan sehari-hari.
 

BATERAI

Jenis                      : Lithium Polymer
Kapasitas              : 3765 mAh
Tipe                        : Non-removable
Flash Charge         : VOOC Flash Charge 3.0 (20W)
 
Untuk ukuran sekarang, kapasitas baterai yang dimiliki Reno termasuk sedang-sedang saja. Namun sebenarnya, kapasitas sebesar itu sudah cukup untuk menunjang aktivitas seharian. Seperti dipakai gaming secara marathon, baterainya mampu menopang selama empat jam lebih. Kalau dalam pemakaian standar, bisa seharian penuh, dari pagi hingga malam.
 
Seperti pada lini produk Oppo lainnya, Reno juga dibekali teknologi pengisian ulang baterai dengan cepat. Kurang dari dua jam, baterai yang tinggal 10 persen bisa terisi penuh lagi.
 

VALUE for MONEY



Ketika dirilis, Oppo Reno regular ini dibandrol sekitar Rp8 juta –sementara varian 10X Zoom dibandrol sekitar Rp13 juta. Dilihat dari angka, memang termasuk tinggi. Tetapi sekali lagi, kisaran harga seperti itu memang adalah wilayah smartphone-smartphone premium, yang memiliki kekuatan brand. Istilahnya, brand yang bersangkutan sudah dianggap mampu mengangkat “gengsi” pemiliknya.
 
Strategi Oppo yang memunculkan Reno Series sebagai lini produk yang bermain di pasar awang-awang ini merupakan langkah tepat. Mengingat, sebelumnya lini produk Oppo lebih banyak bermain di kelas menengah atas yang level harganya di bawah Rp8 juta. Jadi, kalau ada “gugatan” harga Reno kemahalan, jawabannya adalah, “Ini Reno, Bung!”.  
 

Leave a Comment