Perangi Hoaks, Kominfo Gandeng StartUp Prosa Hadirkan Layanan Chatbot

ArenaLTE.com - Penyebaran berita palsu atau hoaks telah semakin merajalela di Tanah Air, beragam upaya telah dilakukan Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Saat ini, Kominfo melakukan cara untuk memerangi hoaks tersebut dengan menghadirkan layanan chatboat sebagai anti hoaks untuk meminimalisir penyebarannya.
 
Dalam siaran resminya diungkapkan bahwa Chatbot Anti Hoaks adalah piranti lunak berupa program komputer, aplikasi ini dirancang untuk menjawab setiap pertanyaan publik mengenai informasi yang masih diragukan kebenarannya. Informasi yang hadir diklaim berasal dari database yang tersimpan dalam Mesin AIS Kominfo, sehingga pengecekan dilakukan secara otomatis.
 
Chatbot ini sendiri diungkapkan pihak kementerian hasil dari kerjasama dengan Prosa, sebuah startup atau pengembang natural language processing mengembangkan Chatbot Anti Hoaks. Sistemnya dibuat untuk mempermudah masyarakat melakukan pengecekan kebenaran sebuah informasi atau berita yang diperoleh.Chatbot Anti Hoaks terkoneksi dengan aplikasi pesan instan Telegram melalui akun @chatbotantihoaks. 
 
Selain diaplikasikan dalam sebuah sistem perangkat lunak, saat ini Kemkominfo dan Prosa juga tengah mengembangkan layanan Chatbot Anti Hoaks untuk diintegrasikan pada aplikasi pesan instan Whatsapp dan LINE.
 
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel A Pangerapan, mengungkapkan. “Kita harapkan masyarakat punya channel untuk verifikasi informasi. Sejauh ini baru Instagram yang sudah bekerja sama untuk penerapan chatbot ini. Di Instagram sendiri, sudah ada ID untuk dapat pengguna melakukan verifikasi informasi tersebut. Kita bisa copy paste pesan itu kemudian kirim ke chatbot. Nanti diidentifikasi sama chatbot itu. Nanti chatbot memberikan feedback berdasarkan data base yang mereka miliki," ujar Dirjen Aptika.
 
Semmy menuturkan, ada tiga fase pengguna internet saat ini di Indonesia. Fase pertama yang mendapatkan informasi melalui browsing, fase kedua yang menggunakan internet pertama kali melalui sosial media, dan fase ketiga menggunakan aplikasi chatting informasi berdasarkan dari teman. “Kita menyediakan satu layanan di telegram, masyarakat pengguna jika meragukan satu informasi bisa menanyakan dan platform harus bertanggung jawab,” jelas Semmy.
 
Layanan Chatbot Anti Hoaks ini adalah bagian dari upaya-upaya yang terus dilakukan Kementerian Kominfo dalam memerangi hoaks. Sebelumnya Kemkominfo bekerjasama dengan Whatsapp melakukan pembatasan jumlah penerusan pesan (forwarded messages) dari sebelumya 20 kali menjadi dibatasi menjadi hanya 5 kali. Upaya yang juga terus dilakukan untuk memerangi hoaks, kabar bohong, informasi menyesatkan dan ujaran kebencian adalah dengan terus mengintensifkan penggunaan Mesin AIS yang bekerja 24 jam dan 7 hari seminggu serta didukung oleh 100 anggota Tim Verifikator.

Leave a Comment