ArenaLTE.com - Sembari menunggu pengumuman Nokia 9 yang sedang memanas rumornya, flagship terdahulu HMD Global yakni Nokia 8 barus saja mencicipi prosedur pengujian DxOMark. Dan hasil akhirnya sepertinya kurang begitu menggigit kalau tak bisa dibilang impresif.

Menilik embel-embel Zeiss yang disematkan dalam kamera Nokia 8, seharusnya perangkat ini bakal menunjukkan kualitas yang jempolan dalam urusan kamera. Kamera Leica yang ditancapkan pada Huawei Mate 10 mampu menempel iPhone X di posisi dua dalam daftar DxOMark.

Seperti dikutip dari GSMArena, Zeiss yang menempel pada Nokia 8 ternyata hanya mencatatkan skor yang mengecewakan dengan skor 68. Dan, Google Pixel 2 menjadi yang paling memuaskan dengan skor 98. Memang belum ada yang mencapai skor 100, tapi bisa saja smartphone di masa mendatang melampaui batas skor tersebut.

Nokia 8 menempati posisi di bawah Lava Z25 dan tepat di atas Gionee S10L. Smartphone ini memang bisa mencatatkan skor yang lebih baik dari seri jadul mereka Nokia 808 PureView, sesama merek Nokia yang bisa menembus daftar DxOMark.

Hasil pengujian mengungkap bahwa Nokia 8 bisa memproduksi gambar yang bagus dengan eksposure yang jempolan, white balance yang akurat. Tapi, smartphone ini masih kurang memuaskan dalam hal saturasi dan pengolahan warna. Dynamic range terlihat bagus hanya dalam kondisi Auto HDR mode aktif.

Perihal noise dan tekstur, posisi Nokia 8 berada di bawah flagship lain. Ada beberapa noise yang mengganggu di beberapa area dengan warna yang datar meski dalam kondisi cahaya terang, detilnya masih rendah karena ada beberapa gambar yang kurang tajam. Apalagi dalam kondisi indoor dan minim cahaya. 

Fungsi autofokus ponsel ini akurat dalam berbagai kondisi tapi agak melambat saat kondisi minim cahaya. Eksposure dan warna terlihat biasa saja saat membutuhkan dual LED flash. Sementara bokeh yang disuguhkan ponsel ini memang lumayan, tapi bukan yang terbaik di kelasnya.

Saat dipakai untuk merekam video, masalah yang mengganggu ada pada aspek autofokus dan kestabilan gambar. Autofokus kerap gagal beraksi dalam kondisi minim cahaya, sementara sistem yang menjaga kestabilan gambar masih belum powerful. Bagaimana menurut kamu?