Namun agar smartphone 4G LTE tersebut bisa diproduksi masal, PME ITB tidak sendirian. Mereka bekerjasama dengan Koperasi Digital Indonesia Mandiri, PT. Jalawave Integra, PT VS Technology Indonesia, dan PT TSM. Produksi smartphone ini akan dilakukan di Cikarang, Jawa Barat. Rencananya smartphone Digicoop akan diproduksi 5 ribu unit per bulan.
Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), produk ini dikembangkan oleh ITB melalui skema pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri, Kemenristekdikti pada tahun 2016 memberikan pendanaan kepada Institut Teknologi Bandung untuk mengembangkan dan menghilirisasikan produk smartphone 4G.
[caption id="attachment_31157" align="aligncenter" width="640"] Sumber foto: www.pme.itb.ac.id[/caption]
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, mengatakan riset-riset yang dihasilkan anak bangsa jangan sampai hanya berhenti di perspustakaan, tetapi harus dikomersialisasikan sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.
“Saya merasa bangga betul. Semoga produk ini bisa mengambil pasar, network harus kita bangun. Mudah-mudahan produk ini bisa kompetitif, punya nilai tambah, dan menjadi kebanggaan, ” ujarnya saat kunjungan kerja ke PT. VS Technology Indonesia (11/1/2017).
Nasir menyebutkan angka pengguna smartphone di Indonesia kini mencapai sekitar 25% dari total penduduk atau sekitar 65 juta orang. Sehingga Ia menilai jumlah tersebut merupakan market potensial dari produk ini.
Dari TKDN 20% Menuju 30%
Model smartphone ini pun telah mendapatkan sertifikasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sebesar 20,2% pada akhir 2016. Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan bahwa seluruh vendor smartphone 4G LTE harus memenuhi kewajiban 30% TKDN mulai 1 Januari 2017 sebagai syarat berjualan di Indonesia. Kebijakan tersebut harus dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya industri smartphone di Indonesia khususnya terkait dengan pengembangan hardware dan software.
Untuk meningkatkan nilai TKDN tersebut, keberadaan dari design house atau design center menjadi sangat diperlukan. Melalui design center yang dikembangkan di ITB, diharapkan banyak industri smartphone yang saat ini kegiatan R&D nya ada diluar negeri, dapat dipindahkan ke dalam negeri, terutama untuk dapat memenuhi kewajiban 30% TKDN tersebut.
Kemenristekdikti akan terus mendukung riset dan pengembangan smartphone serta pembangunan Design Center di ITB atau diperguruan tinggi atau lembaga litbang lainnya untuk meningkatkan TKDN.
Baca juga:
* Kominfo Janji Permudah Sertifikasi TKDN 30% Smartphone 4G LTE
* Smartphone 4G LTE Lokal, Bagaimana Peluangnya Bertarung di Pasar Ponsel Tanah Air?
* Editor’s Choice: Smartphone 4G LTE Brand Lokal Terbaik Desember 2016
* Kominfo Janji Permudah Sertifikasi TKDN 30% Smartphone 4G LTE
* Smartphone 4G LTE Lokal, Bagaimana Peluangnya Bertarung di Pasar Ponsel Tanah Air?
* Editor’s Choice: Smartphone 4G LTE Brand Lokal Terbaik Desember 2016
Fitur dan Spesifikasi Digicoop
Untuk smartphone Digicoop pertama yang dirilis memiliki nama Digicoop 01. Dilihat dari spesifikasinya, terlihat jelas ponsel ini menyasar kelas low-end. Smartphone ini telah dibekali layar 4,7 inci beresolusi FWVGA yang tentu cukup rendah untuk saat ini di mana kebanyakan memiliki resolusi minimal HD 720p.
Sementara itu dapur pacunya memakai prosesor Quad-core 1,5 GHz yang didukung dengan RAM 1 GB, penyimpanan internal 8 GB, kamera belakang 5 MP, kamera depan 2 MP, dan baterai berkapasitas 1.800 mAh.
Sistem operasinya sendiri memakai ID3OS yang merupakan custom ROM dari Android. Fitur-fitur yang ada dalam smartphone ini antara lain yakni fitur short message service (SMS), browsing, VOIP Call dan streaming youtube. Menurut rencana, ponsel ini akan dipasarkan dengan harga IDR 1,2 juta.
Bagaimana cara mendapatkannya? Sayangnya, menurut Ketua Umum Koperasi Digital Indonesia Mandiri Henri Kasyfi, smartphone Digicoop untuk sementara tidak dikomersialkan secara luas, hanya diperuntukan bagi setiap anggota koperasi saja.
“Korporasi lain bisa melakukan investasi tapi tidak memiliki hak suara. Jadi benar-benar berbasis kerakyatan dimana anggotanya adalah WNI. Hanya dengan menabung di koperasi para anggota akan mendapatkan ponsel pintar buatan anak bangsa. Dan setiap dua tahun sekali ponsel tersebut akan diganti dengan tipe terbaru,” jelasnya. Pihaknya menegaskan model bisnis tersebut diharapkan menjadi model nasional yang dapat menegakkan teknologi digital yang mandiri.