Dikutip dari situs etkchina.com (30/12/2015), dengan chipset Xiaomi berencana untuk membuat prosesor sendiri untuk smartphone kelas menengah bawah di tahun 2016 ini. Kabar ini cukup penting, pasalnya Xiaomi merupakan salah satu perusahaan smartphone terbesar di dunia. Jika mereka mereka melakukan perubahan pada model bisnis, maka hal ini akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan lain yang terkait, termasuk produsen prosesor. Kabar ini salah satunya langsung berdampak ke Qualcomm. Saat ini Qualcomm adalah penyedia prosesor untuk smartphone kelas menengah keatas milik Xiaomi. Beberapa produk Xiaomi yang menggunakan prosesor Qualcomm antara lain adalah Mi 4i dengan Snapdragon 615 dan Mi Note Pro yang menggunakan Snapdragon 810.
Sementara itu, smartphone entry level, chipset Xiaomi umumnya menggunakan prosesor buatan MediaTek dari Taiwan. Jika Xiaomi membuat prosesor sendiri, maka mereka dapat menekan harga gadget buatan mereka, seperti yang mereka lakukan pada Redmi 2A yang memiliki harga US$96. Redmi 2A menggunakan prosesor LC1860, yang merupakan buatan Pine Cone Electronics milik Xiaomi, dan Leadcore Technology. Prosesor LC1860 hanya diharga US$4 per buah, sementara prosesor buatan Qualcomm pada kelas yang sama dihargai dua kali lipatnya, US$8.
Xiaomi juga disebut-sebut telah mengantongi satu set lengkap lisensi ARM yang berguna untuk pembuatan prosesor. Kemudian mereka baru saja merekrut mantan bos Qualcomm Tiongkok Wang Xiang, demi melancarkan rencana tersebut.
Bila kabar tersebut benar, chipset Xiaomi akan menambah panjang daftar perusahaan smartphone yang mulai membuat prosesor sendiri. Beberapa waktu lalu, Samsung, Huawei sudah mulai mewujudkan langkah serupa. Ditambah lagi Apple yang sudah lama menggunakan chipset hasil rancangan sendiri untuk semua gadget mereka.