ArenaLTE.com - Huawei sepertinya sudah mulai merasakan dampak besar dari perang dagang yang dilakukan Amerika terhadap China. Laman bloomberg menyebutkan bahwa sebuah memo yang ditulis untuk 190.000 karyawan Huawei oleh Chairman, Eric Xu mengatakan bahwa pertumbuhan Huawei melambat pada paruh kedua tahun ini dan bisa menjadi kendala yang cukup serius.
Untuk 2019, perusahaan hanya meraup USD120 miliar, naik 18% dari angka top-line 2018. Tetapi pertumbuhan pendapatan pada paruh pertama tahun ini adalah 23% yang terjadi dari dampak bahwa larangan rantai pasokan AS dari parlemen Pemerinta pada bulan Mei memiliki efek negatif.
Karena larangan tersebut, Huawei tidak dapat melisensikan Android Google versi layanan Google Play yang berarti bahwa model terbaru seperti seri Mate 30 dan Mate X sebagai smartphon lipat tidak dapat menggunakan aplikasi Google seperti Gmail, Search, Play Store, Maps, Pesan dan banyak lagi. Meski tidak masalah di Cina karena banyak aplikasi pengganti. Tapi hal ini cukup penting di luar Cina di mana pembeli ponsel ingin dapat menggunakan aplikasi Google dan versi Android berlisensi.
Pun demikian, masyarakat lokal sepertinya cukup kuatir akan keberadaan Huawei yang sedang terancam di luar, sehingga berkat loyalitas konsumen China, Huawei telah mampu bertahan dengan pengiriman 240 juta handset secara global pada 2019 sehingga ada kenaikan pertahun sebesar 16,5% dari tahun ke tahun. Angka yang cukup menolong perusahaan dan duduk di posisi kedua di belakang Samsung dan berada di depan Apple.
Namun, memo yang dituliskan sang Chairman akan kemunduran pendapatan perusahaan sepertinya akan memaksa Eric Xu untuk mengambil tindakan. Laman informasi menyebutkan bahwa kemungkinan 10% Manajer Perusahaan yang dianggap tidak memiliki kinerja yang baik akan dilakukan blokir, kemungkinan akan dilakukan pemecatan yang cukup besar.
Huawei menargetkan akan mengirim 300 juta handset pada 2019 dan berharap dapat melampaui Samsung untuk menjadi produsen smartphone terbesar di dunia. Namun sayangnya, Huawei hanya mampu mengirimkan 240 juta ponsel tahun ini, persis seperti yang ditulis Xu di memo-nya, dan membuktikan bahwa memang perusahaan hanya mencapai 20% dari targetnya.
Eric Xu sepertinya pesimis dalam menghadapi pergolakan industri smartphone tahun 2020, sehingga ada pembicaraan tentang dan tak menutup kemungkinan akan mengecilkan divisi dan memberhentikan karyawan. Pasalnya, belum juga ada yang tau secara persis sampai kapan Huawei akan juga tetap menjadi produk kesayangan konsumen negeri asalnya sendiri, China.