Influencer? Kamu Harus Bayar Dua Kali Lipat

ArenaLTE.com - Biasanya, pemilik restoran, café atau usaha kuliner dari berbagai level, senang bila ada seorang influencer menawarkan kerjasama. Si influencer (sosial media) yang biasanya punya banyak pengikut, akan menawarkan memposting dan mengulas usaha kuliner. Sebagai imbalannya, mereka boleh makan gratis di café atau restoran, atau bahkan gerai kuliner semacam foodtruck.
 
Tetapi tidak bagi Joe Nicchi. Pemilik foodtruck es krim ini justru “mengancam” akan memberikan harga dua kali lipat bagi para influencer. Mengutip laporan Fox News, Nicchi memposting foto dirinya di Instagram, memegang semacam poster bertuliskan “Influencers Pay Double”.
 
Ia juga menulis komentar, “Kami memutuskan membuat hal ini jadi resmi. Kami benar-benar tak perduli jika kamu seorang influencer, atau seberapa banyak follower kamu. Kami tak akan pernah memberikan kamu es krim gratis sebagai imbalan untuk postingan di akun medsos kamu. Es krim ini harganya 4 dollar..nah, sekarang jadi 8 dolar buat kamu.” Disertai tagar #InfluencersAreGross.
 
Keruan saja, postingan Nicchi yang bernada menghina para influencer itu mendadak jadi viral.  Reaksi beragam datang menanggapi postingan Nicchi. Ada yang setuju, namun banyak juga yang mencela. Tetapi Nicchi tidak perduli. Dalam wawancara dengan majalah People, dia mengaku sudah muak dengan kelakuan para influencer ini, yang disebutnya hanya mencari barang gratisan saja.
 
Nicchi memulai bisnis es krim sejak lima tahun lalu, dan memasang merek CVT untuk foodtruck es krim-nya –yang berasal dari singkatan Chocolate, Vanilla dan Twirl. Ketika medsos jadi tren, pada dua atau tiga tahun ke belakang, dan banyak orang menyadari ada bisnis di balik kesenangan memposting sesuatu di medsos ini, Nicchi ikut kebanjiran permintaan “kerjasama” dari beragam influencer. Rata-rata meminta imbalan es krim gratis untuk sebuah postingan di akun medsos mereka. Tentu saja, jumlah follower yang banyak jadi senjata untuk merayu Nicchi.
 
Salah satu contohnya, ujar Nicchi, ada permintaan 300 es krim gratis dari seorang penyelenggara event di medsos. Imbalannya tentu saja, nama Nicchi dan CVT akan diekspos di event medsos tersebut. Permintaan itu ditolak mentah-mentah.
 
Tentang sikapnya yang “memusuhi” para influencer, karena dia mengaku sudah muak dengan orang-orang pencari barang gratisan tersebut. Apalagi, dia tak begitu yakin, apakah para influencer ini punya banyak follower. Sebab dia tahu, follower, likes, dan comment, semuanya bisa dibeli. “Aku sungguh tak yakin dengan reputasi mereka,”ujar Nicchi, seperti dikutip People.
 
Jadi, alih-alih memanfaatkan para influencer itu untuk membuat usahanya tambah terkenal, Nicchi memilih untuk focus pada kualitas produk es krimnya. “Aku pikir es krim kami luar biasa. Selebihnya, biarkan kelezatan es krim kami dibicarakan dari mulut ke mulut, serta melalui media dan wartawan yang memiliki reputasi,” tandasnya.
 
Sebenarnya, bukan Nicchi seorang yang sebal dengan para selebgram, yang suka meminta barang atau layanan gratis dengan imbalan ekspose di akun medsos mereka. Paul Stenson, pemilik White Moose Café and Charleville Lodge, sebuah hotel di Dublin, Irlandia, memposting kekesalannya di akun Facebook hotel tersebut. Dia sewot atas permintaan seorang vlogger, yang meminta menginap dan makan gratis di hotel milik Stenson, dengan imbalan ditayangkan di kanal Youtube vlogger tersebut, serta diposting di akun medsosnya.
 
“Jika kamu bermalam gratis di sini, lantas siapa yang akan membayar karyawan hotel yang melayani kamu? Apa saya harus bilang ke mereka (karyawan) bahwa mereka akan tampil di video kamu sebagai pengganti gaji mereka bekerja di sini?” Begitu bunyi postingan Stenson.
 
Tapi tidak seperti Nicchi yang bergeming dengan sikapnya, Stenson sendiri tak lama kemudian meminta maaf atas postingan yang rada-rada kasar tersebut. Itu setelah Elle Darby, vlogger yang bersangkutan, mengkritik sikap tak bersahabat Stenson, pada postingan di akunnya. Elle yang bagian dari komunitas blogger di Inggris, tentu saja mendapat dukungan dari rekan anggota komunitas lainnya, yang lantas “mengeroyok” Stenson.

Leave a Comment