5 Alasan Pentingnya Strategi Open Source untuk mencapai Transformasi Telco

ArenaLTE.com - Dunia kita saat ini adalah tentang data dan saat ini kita melihat adanya perubahan lanskap dengan hadirnya 5G. Kita berada di ambang perubahan besar dalam 25 tahun sejarah industri telekomunikasi, yaitu ketika jaringan telekomunikasi beralih ke 5G.
 
Ben Panic, Senior Director, Telco Vertical, Red Hat APAC mengungkapkan bahwa 5G bukan hanya tentang latency dan bandwith, tapi tentang network slicing, edge, dan komunitas ISV yang akan mengembangkan berbagai aplikasi baru.

Potensi Bisnis Teknologi 5G Indonesia

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam transformasi ini. Per Januari 2021 ada lebih dari 202 juta orang Indonesia yang online, naik 27 juta (16 persen) dalam setahun.
 
5G juga sudah termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 walaupun service provider mengakui use case untuk konektivitas yang cepat itu masih terbatas.
 
Walau begitu, sangat menjanjikan ketika spektrum 5G sudah tersedia di kota besar seperti Jakarta dan akan tersedia di sembilan kota besar lainnya mulai awal 2022.
 
Ada peluang yang besar untuk digitalisasi di Indonesia. Indonesia adalah salah satu market paling menarik di Asia Tenggara dengan populasi yang sangat mahir secara digital. Ada juga demand yang signifikan untuk layanan digital dengan penetrasi konektivitas mobile 125,6%.
 
Sepertiga (33%) orang Indonesia juga mengklaim memiliki smartphone berkemampuan 5G. Ini bahkan lebih tinggi daripada market barat seperti AS (26%), Jerman (17%), Inggris (16%) dan Prancis (16 %), menurut International Telco Report 2021 dari YouGov.
 
Riset Google dan Temasek juga menunjukkan bahwa tahun ini ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$70 miliar, naik 49 persen dari 2020.


 
Lebih jauh, Ben Panic, Senior Director, Telco Vertical, Red Hat APAC menjelaskan tantangan yang terjadi yaitu Asosiasi GSM (kelompok lobi global untuk operator jaringan mobile), telah merekomendasikan pada Maret lalu bahwa pemerintah Indonesia harus mengizinkan operator untuk menempati spektrum frekuensi rendah, menengah, dan tinggi untuk ("memberikan cakupan yang luas dan mendukung berbagai kasus penggunaan") bagi jaringan 5G.
 
Namun pemerintah mengatakan bahwa operator seluler membutuhkan alokasi spektrum setidaknya 2,047 Mhz di berbagai pita frekuensi.
 
Saat ini, pemerintah hanya mengalokasikan 737 Mhz untuk operator telekomunikasi. Artinya, pemerintah harus merelokasi spektrum 1.310 MHz, hampir dua kali lipat dari kapasitas saat ini, dan menegosiasikan kembali ketentuan penggunaan spektrum dengan pemegang spektrum itu saat ini.

Manfaat Open Source

Open source dapat membawa kekuatan inovasi komunitas kepada service provider dan ini adalah komponen penting dalam transformasi digital mereka.
 
Ada 3 pilar untuk melakukan transformasi ke digital service provider (DSP)
 
1.Digital Networks - yaitu memindahkan fungsi jaringan ke perangkat lunak yang berjalan pada platform komputasi standar.
 
2.Digital engagement dan operasional - memodernisasi operational support system (OSS) dan business support system (BSS):
  • Untuk mencapai agilitas dan efisiensi yang lebih besar untuk menurunkan biaya dan mempercepat terciptanya pendapatan
  • Memberikan layanan dan aplikasi baru  
  • Peningkatan customer experience dan NPS, bersama dengan pengurangan churn
3.Transformasi sistem pendukung bisnis:
  • Digital services - layanan baru, mitra ekosistem baru, dan model bisnis baru untuk memenuhi demand pelanggan.
  • Peningkatan pengalaman digital dan engagement pelanggan melalui penawaran khusus yang menargetkan kebutuhan pelanggan dan perilaku pembelian



Edge Computing

Edge computing hadir untuk menjembatani gap antara janji jaringan 5G dan kapabilitas jaringan yang ada sekarang untuk memenuhi peningkatan demand untuk layanan yang mampu memberikan pengalaman yang lebih baik.
 
Edge computing akan mengakselerasi inovasi, di mana aplikasi dan service akan dibangun di berbagai cloud provider, dan menciptakan peluang bagi perusahaan telco untuk tak sekadar memberikan jaringan.
 
Jaringan edge adalah perpanjangan dari NFVI Red Hat yang berbasis Red Hat OpenStack Platform. Dengan distributed compute node (DCN) di Red Hat OpenStack Platform 13, yang dapat menjalankan sejumlah kecil node komputasi di jaringan edge sambil mengelolanya dari pusat.
 
Ini membantu mencegah operasional yang mengalami silo sambil membuka peluang workload mobilitas di seluruh jaringan.
 
Langkah menuju cloudification jaringan ini didukung melalui OpenShift yang memungkinkan operator meluncurkan solusi yang sudah containerized di berbagai tipe cloud tanpa refactoring perangkat lunak yang diperlukan.


 
Transformasi Telco Dengan Open Telco
 
Open telco sangat penting, memungkinkan operator menentukan market yang ingin mereka bidik. Karena terbuka mereka memiliki fleksibilitas dalam proses pengambilan keputusan. Mereka tidak perlu mengikatkan diri pada satu vendor selama 5-7 tahun ke depan.
 
Mereka punya pilihan, mereka punya kebebasan untuk berinovasi. Inovasi itu adalah tempat mereka memanfaatkan open source, di mana inovasi didorong oleh komunitas open source. Mereka bahkan bekerja di komunitas.
 
Entah itu industri game, perhotelan, keamanan, penambangan, otomatisasi, manufaktur - penyedia aplikasi ISV dapat bekerja dengan operator dan menerapkan OpenStack dan OpenShift. Platform terbuka inilah yang memberikan mereka fleksibilitas untuk memilih.
 
Ada banyak use case edge yang sedang dikembangkan di market, tidak hanya memanfaatkan jaringan 5G tetapi juga edge. Use case inilah yang akan mendorong pertumbuhan dan peluang bagi operator.

5 Alasan Pentingnya Strategi Open Source untuk mencapai Transformasi Telco

Transformasi digital tidak terjadi satu malam. Ben Panic, Senior Director, Telco Vertical, Red Hat APAC mengungkapkan beberapa hal yang diperlukan untuk menjaga perusahaan Anda tetap agile dan sukses.
 
1. Memungkinkan portabilitas layanan di berbagai cloud
Anda membutuhkan fleksibilitas untuk menjalankan operational support system (OSS) dan workload business support system (BSS) di cloud— baik di off premise dan on-premise—dan beralih sesuai kebutuhan.
Open Source memungkinkan Anda:
  • Menjadi platform-independent
  • Menjalankan aplikasi di lingkungan hybrid cloud tanpa batasan vendor tertentu
  • Pilih yang terbaik untuk tiap use case
  • Memindahkan workload atau aplikasi antar domain jika perlu.
2. Terintegrasi dengan legacy system
Temukan jalan untuk memodernisasi OSS dan BSS yang lama.
Dengan teknologi open source Anda dapat :
  • Membuat dan mengontrol fase migrasi
  • Mengombinasikan aplikasi lama dengan yang baru atau refactored
  • Raih keberhasilan dengan cepat menggunakan pendekatan cloud-native untuk OSS dan BSS Anda
3. Lebih mudah beradaptasi pada lebutuhan dan teknologi baru
Berinvestasi dalam sebuah platform open source dapat beradaptasi cepat dengan kebutuhan dan teknologi terbaru
Standarisasi open platform untuk :
  • Dengan cepat memenuhi perubahan demand
  • Memperkenalkan layanan dan aplikasi baru ke market dengan lebih cepat
  • Memastikan scalability
4. Berinovasi dengan lebih cepat dengan open collaboration
Benefit akan meningkat luar biasa ketika Anda bisa berkolaborasi secara terbuka
Di Red Hat, dengan teknologi open source Anda dapat:
  • Memecahkan masalah dengan lebih efisien melalui sebuah open forum
  • Ciptakan software yang lebih baik menggunakan kerja kolektif pada talent di komunitas open source
  • Berinovasi dengan lebih cepat melalui kolaborasi
5. Mengurangi risiko dan tetap aman
Ketika pengembangan menjadi terdistribusi, risiko menurun
Dengan open source collaboration, Anda dapat :
  • Update software dan perbaikan dengan risiko rendah
  • Antarmuka yang terstandarisasi dan visibilitas lebih besar –memperkuat keamanan
  • Memperkuat kontrol keamanan untuk melindungi stack aplikasi Anda dengan lebih baik

Leave a Comment