Eksistensi Advan sebagi vendor hardware tidak hanya dipasar lokal saja bahkan menghantarkan nama baik teknologi digital Indonesia hingga ke kawasan Asia Pasifik. Tjandra Lianto, Marketing Direktur Advanmeyakini bahwa secara perlahan masyarakat pun akan melihat mana brand yang benar-benar establish atau hanya berorientasi pada bisnis.
Untuk mendorong Indonesia menjadi raksasa teknologi digital di Asia, selaku brand teknologi nasional ADVAN mengambil langkah dengan menerapkan 6 tahapan roadmap meliputi :
- Menghadirkan device yang unggul dalam durabilitas dan kemampuan mendukung konektifitas pengguna.
- Memperkuat jalur distribusi produk di berbagai platform.
- Transformasi teknologi pabrik.
- Terbuka terhadap kelangsungan ekosistem digital DNA (Device , Network, Application), dengan terlibat secara langsung melalui pengembangan hardware dan pengembangan aplikasi Vanstore.
- Pricing Policy yang menjadikan teknologi ADVAN mampu hadir dengan harga terjangkau.
- Menghadirkan produk beragam dengan citarasa lokal
Untuk mensiasati ketatnya persaingan era pasar bebas, dari keenam tahapan roadmap yang digulirkan guna melakukan penetrasi teknologi komunikasi, ADVAN lebih menekankan pada penguatan industri tanpa mengesampingkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sistem pabrikasi ADVAN juga terus berkembang. Beroperasi sejak tahun 2012 pabrik yang didirikan di kawasan industri Candi Semarang ini, mampu memiliki kapasitas produksi hingga 32.000 unit per hari. Penerapan alih teknologi pabrik ADVAN diharapkan bisa berdampak pula pada peningkatan standar kompetensi karyawan ditengah era persaingan pasar bebas.
Peran pabrikasi jug amenjadi salah satu pilar penting bagi ADVAN untuk membangun keyakinan pasar. Pabrikasi menjadi wujud keseriuasan ADVAN dalam mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Tjandra menambahkan bahwa selain menjadi bentuk kemapanan industri, keberadaan pabriknya mempermudah ADVAN untuk menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Kita meyakini, karena ujung-ujungnya yang bakal merasakan kenyaman dari servicenya itu adalah konsumen. Kalau konsumen merasakan kendala, karena produk yang mereka beli tidak disupport oleh industri yang kuat, mereka pun dengan sendirinya bakalan kapok", pungkas Tjandra.