ArenaLTE.com - GPS (Global Positioning System) dan GLONASS (Global Navigation Satellite System) sampai saat ini menjadi ujung tombang navigasi pada berbagai perangkat elektronik. Baru-baru ini sedang dikembangkan sistem navigasi alternatif berdasarkan Signals Of Opportunity (SOP) yang mengandalkan transmisi radio.
Hal ini dilakukan karena ketergantung pada kehandalan navigasi berbasis satelit membuat beberapa pihak menjadi khawatir, bagaimana jika sinyal satelit hilang? Sementara banyak moda yang dirancang menjalankan sistem navigasinya pada GPS, sebut saja mobil otonom (driverless).
Berangkat dari kekhawatiran diatas, Laboratorium Riverside Autonomous Systems Perception, Intelligence, and Navigation (ASPIN), University of California, dibawah penelitian dari Zak Kassas mengembangkan sistem navigasi alternatif yang menggunakan sinyal radio sekunder atau disebut Signals Of Opportunity (SOP).
Sinyal yang digunakan bersumber dari sistem telepon seluler dan WiFi (wireless fidelity) yang melengkapi sistem berbasis GPS yang ada atau sebagai alternatif mandiri yang diklaim sangat handal, dan konsisten.
Saat ini, ada dua sistem navigasi satelit global dalam operasi, GPS dari AS dan GLONASS dari Rusia, dengan sistem Eropa Galileo ditetapkan untuk menjadi sepenuhnya operasional dalam beberapa tahun ke depan, dan rencana untuk sistem Cina Beidou untuk memperpanjang global pada tahun 2020.
Maka telah merevolusi navigasi, survei, dan bidang-bidang kehidupan lainnya. Secara alami sinyal GPS masih dianggap lemah dan posisi perlu dikonfirmasi oleh beberapa satelit, sehingga saat dipergunakan di daerah pegunungan sistem seperti tidak berguna. Selain itu, sinyal GPS bisa sengaja atau tidak sengaja macet atau “dipalsukan” karena tidak adanya enkripsi dan perlindungan lainnya.
Di kalangan militer dikenal istilah Inertial Navigation System (INS) yang menggabungkan kemampuan akselerometer dan kompas untuk menghitung posisi terakhir, atau biasa dimanfaatkan untuk memperbaiki koordinat GPS.
Meski dijanjikan sistem GPS bakal kian presisi, ditambah kombinasi dengan INS, namun itu semua masih dianggap belum memadai dalam mendukung operasional drone dan self driving car. Sebagai alternatif, para ilmuwan mencoba kembali untuk memanfaatkan radar, Lidar (light detection and ranging), kamera, dan sensor lain untuk menutupi kekurangan GPS/INS.
Dikutip dari Newsatlas, Sebagai alternatif, tim dari ASPIN kini sedang mengembangkan sistem berdasarkan Signals Of Opportunity (SOP) yang mengandalkan transmisi radio dari WiFi, menara operator seluler, radio terestrial radio, stasiun televisi, dan sinyal satelit non-navigasi. Idenya adalah dengan menggunakan berbagai sinyal radio maka dapat membuat perbaikan pada kualitas GPS agar lebih tepat dan akurat atau mengambil alih sepenuhnya ketika sinyal GPS gagal.
Untuk mencapai hal ini, tim membuat analisis teoritis dari Signals Of Opportunity (SOP) yang tersedia, dibangun specialized software-defined radios (SDRs) yang bisa menggunakan waktu dan posisi informasi dari SOP, dan menciptakan algoritma navigasi sebelum dijajal pada sistem drone dan kendaraan darat. Harapannya adalah pendekatan ini suatu hari akan membuat kendaraan otonom dapat beroperasi lebih aman dan praktis.
"Kendaraan Otonom (autonomous vehicles) pasti akan menghasilkan sebuah revolusi sosial budaya, dan Tim kami mendapatkan tantangan yang berkaitan dengan menghasilkan solusi yang praktis, hemat biaya, dan dapat dipercaya,” ujar Zak Kassas. Hasil penelitian dari Laboratorium Aspin telah dipresentasikan pada Global Navigation Satellite System Conference 2016.
Tidak Pakai GPS, Ini Dia Cara Navigasi Baru
Artikel Menarik Lainnya:
- Ini Alasan Google Masih Bisa Mendeteksi Lokasi Meski GPS Perangkat Dinonatifkan
- Minimalisir Kesalahan Penjemputan, Uber Perbarui Sistem Navigasi Pengemudi
- Bluetooth 5.0 Hadir Untuk Dukung Internet of Things
- Tips Praktis Mengecek Frekuensi Jaringan 4G LTE Pada Smartphone
- 4 Cara Mudah Tingkatkan Keamanan Android