Dalam 12 bulan terakhir, komplotan ransomware berhasil menerapkan malware pada jutaan komputer dan kelompok ransomewre ini terus tumbuh dengan rekor mencapai 100 kelompok ransomware pada tahun 2015. Hari ini, rata-rata uang tebusan yang dituntut penyerang telah melonjak sampai US$679, meningkat dari angka US$294 pada tahun 2015.
Dan terjadi peningkatan serangan dengan target bisnis bahkan metode yang digunakan para kelompok ransomware ini juga meningkat, mereka mulai menggunakan teknik serangan canggih dengan tingkat keahlian yang mirip dengan serangan mata-mata cyber.
Sektor jasa merupakan sektor bisnis yang paling terpengaruh oleh serangan ransomware, dengan presentase sebesar 38% dari seluruh serangan global. Sektor bisnis lain yang paling terpengaruh, antara lain sektor manufaktur sebesar 17%; sektor keuangan, asuransi, properti sebesar 10%; serta administrasi publik sebesar 10%.
Meskipun lebih kompleks dan memakan waktu, serangan sukses terhadap suatu perusaaan berpotensi menginfeksi ribuan komputer, menyebabkan gangguan operasional besar dan kerugian pendapatan dan reputasi serius.
Jika kelompok penyerang melihat sejumlah pelaku bisnis menyerah dan membayar tuntutan, semakin banyak penyerang akan mengikuti dan mendapatkan keuntungan dari serangan berikutnya.

Sekitar 43% korban ransomware adalah karyawan dari suatu perusahaan. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 13 sebagai negara yang mengalami serangan ransomeware dengan rata-rata 14 serangan setiap harinya.