Fortinet : Waspada Serangan Siber “Swarm” Dengan Kemampuan Self-Learning Di 2018

ArenaLTE.com - Ekonomi digital yang sedang digenjot saat ini sangat didukung oleh inovasi teknologi yang tentu saja menghadirkan tantangan dari sisi kemanan siber. Perangkat online yang digunakan dan hyperconnectivity secara tidak langsung telah menciptakan ‘taman bermain’ bagi para pelaku kejahatan siber.
 
Masih ingat dengan serangan seperti WannaCry dan NotPetya yang menjadi pertanda atas gangguan masif dan dampak ekonomi yang mungkin terjadi di waktu mendatang. Bahkan serangan siber sudah semakin canggih dengan memanfaatkan otomasi dan artificial intelligence.
 
Fortinet salah satu penyedia solusi dari keamanan siber menyingkap prediksi dari tim riset ancaman global Fortinet FortiGuard Labs tentang pandangan mengenai ancaman untuk tahun 2018.
 
Fortinet memprediksi selama beberapa tahun mendatang, kita akan melihat serangan siber semakin luas karena penyebaran perangkat online yang mengakses informasi pribadi dan finansial, dan berkembangnya koneksi ke segala hal – mulai dari sekumpulan perangkat IoT dan infrastruktur kritikal pada mobil, rumah, dan kantor, hingga bangkitnya smart cities.


 
Yang patut diwaspadai adalah bangkitnya Self-learning Hivenets dan Swarmbots: Serangan canggih yang dibangun seperti Hajime and Devil’s Ivy or Reaper, para kriminal siber akan mengganti botnets dengan kelompok intelijen dari perangkat-perangkat membahayakan yang disebut sebagai hivenets fitur self-learning untuk menciptakan vektor serangan yang lebih efektif.
 
Serangan siber akan menggunakan swarms dari perangkat-perangkat yang berbahaya, atau swarmbots, untuk mengidentifikasi dan menargetkan vektor-vektor serangan berbeda dan secara serentak memungkinkan kecepatan dan skala yang sangat besar, tetapi pada titik dimana kecepatan perkembangan menghilangkan prediktabilitas yang diperlukan untuk melawan serangan.
 
Ransom pada Layanan Komersil merupakan Bisnis Besar: Meskipun besarnya ancaman ransomware telah berkembang 35X selama tahun terakhir dengan ransomworms dan tipe-tipe serangan lainnya, akan datang lagi yang lainnya. Kemungkinan target besar berikutnya dari ransomware adalah penyedia layanan cloud dan layanan komersil lainnya dengan tujuan menciptakan arus pendapatan.
 
Fortinet juga memprediksikan bahwa para kriminal siber akan mulai mengkombinasikan teknologi AI dengan serangan multi-vektor untuk melakukan scan, pendeteksian, dan eksploitasi terhadap kelemahan yang ada di dalam lingkungan penyedia cloud. Dampak dari serangan yang sedemikian rupa dapat menciptakan payday besar-besaran untuk organisasi kriminal dan mengganggu layanan untuk ratusan atau ribuan bisnis potensial dan puluhan ribu atau bahkan jutaan pelanggan mereka.
 
Next-gen Morphic Malware: Banyak bermunculn malware yang diciptakan oleh mesin-mesin berdasarkan deteksi kerentanan secara otomatis dan analisis data secara kompleks seperti Polymorphic malware dengan wajah baru yang memanfaatkan AI untuk menciptakan kode baru yang canggih yang dapat mempelajari bagaimana menghindari deteksi.
 
Dalam keterangannya Derek Manky, Global Security Strategist, Fortinet mengungkapkan jika ekonomi digital dengan inovasi teknologi juga menciptakan kesempatan untuk kebaikan dan keburukan dalam keamanan siber. Pendekatan keamanan fabric-based yang memanfaatkan kekuatan otomasi, integrasi, dan segmentasi strategis merupakan hal yang penting untuk melawan serangan dengan tingkat intelegensi yang tinggi di masa mendatang.

Leave a Comment