ArenaLTE.com - Teknologi financial atau financial technology (fintech) kian mendapat tempat dalam perkembangan bisnis saat ini. PT Dimo Pay Indonesia (DIMO), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial, berpendapat bahwa peranan fintech akan semakin besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Menurut DIMO, teknologi financial sangat penting dalam menggalakkan transaksi uang elektronik berbasis mobile. DIMO mengemukakan perspektifnya dengan berkaca pada perkembangan industri teknologi finansial di Indonesia sepanjang tahun 2016 ini.
Seperti diketahui, menjelang tutup 2016, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai volume transaksi uang elektronik di Indonesia mencapai 537.588.334 transaksi. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 535.579.528 transaksi. Selain itu, BI juga mencatat jumlah nilai transaksi uang elektronik di Indonesia yang meningkat dari Rp 5,28 triliun di 2015 (Januari-Desember) menjadi Rp 5,49 triliun di 2016 (Januari-Oktober 2016).
Lanskap digital Indonesia dengan 72,7 juta pengguna aktif internet, 74 juta pengguna sosial media aktif dan terdapat 308,2 juta koneksi mobile, serta 64 juta pengguna aktif sosial media di ponsel, juga dinilai kondusif dalam mendorong pertumbuhan transaksi uang elektronik khususnya melalui jalur mobile.
Peningkatan ini terjadi seiring juga dengan pertumbuhan tuntutan pasar yang menuntun pada maraknya jumlah pelaku bisnis fintech, yang saat ini tercatat ada lebih dari 120 perusahaan yang terdaftar di OJK.
Tren positif transaksi non-tunai akan konsisten di tahun-tahun berikutnya. Hal ini tentunya berdampak positif langsung dengan memberikan keamanan transaksi untuk para pelanggan, juga mengoptimalkan jalannya roda bisnis sehingga kinerja menjadi lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Di sinilah teknologi finansial berperan penting untuk menjembatani berbagai lembaga penyedia jasa keuangan baik melalui penyediaan segi teknologi yang inovatif, mudah dan aman sehingga kebiasaan masyarakat dapat terbentuk. Ini pun sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat non-tunai melalui program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) sejak tahun 2014.
Brata Rafly, CEO PT Dimo Pay Indonesia berpendapat bahwa, tahun ini dan di masa mendatang, peran fintech akan semakin luas di berbagai lini ekonomi dan akan terus diperlukan oleh karena kapabilitasnya dalam melakukan berbagai inovasi yang cepat dan tanggap terhadap kebutuhan pasar. Kedepannya, fintech akan menjadi salah satu tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan finansial di Indonesia.
“Fintech, khususnya di bidang mobile payment, memudahkan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi dengan adanya solusi yang aman dan mudah untuk digunakan oleh siapapun, sehingga makin banyak masyarakat yang memanfaatkan solusi ini khususnya untuk bertransaksi kebutuhan sehari-hari.”
DIMO Optimis Fintech Jadi Pendorong Trend Uang Digital Berbasis Mobile
Artikel Menarik Lainnya:
- Ini Dompet Digital Sering Digunakan Konsumen Indonesia Bertransaksi Di Pandemi
- Perkokoh Bisnis Online, Bhineka.com Gandeng Dua Perusahaan Fintech
- Kominfo Klaim Telah Blokir Empat Ribu Fintech Ilegal Selama 2018 - 2019
- Perusahaan Fintech Wajib Pastikan Keamanan Data Pribadi Pengguna
- 283 Korban Pinjaman Online Bekerjasama LBH Buka Pos Pengaduan