ArenaLTE.com - Industri aplikasi seluler terus mencatat pertumbuhan yang fenomenal sejak kemunculannya pada 2008. Dan tidak diragukan lagi, aplikasi seluler kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia.
Hanya dalam dua tahun, ‘app’ menjadi Word of the Year dan kemudian ketenaran tersebut membawa beberapa aplikasi menjadi film Hollywood, contohnya, The Angry Birds Movie yang diangkat dari seri game (permainan) Angry Birds yang pada saat itu sangat populer.
Jaede Tan, Direktur Regional, App Annie mengatakan, bahwa pada tahun 2017, konsumen menghabiskan 1,5 bulan per tahun dengan aplikasi seluler mereka, menurut laporan penelitian Retrospective 2017 yang dirilis App Annie.
Di Indonesia, pengguna menghabiskan 4 jam per hari dengan aplikasi seluler mereka. Sementara itu, bagi pelaku bisnis, tidak ada media yang mampu mengalahkan kemampuan aplikasi seluler dalam membantu mereka bertemu pelanggan kapan pun dan dimana pun.
Lalu bagaimana indikator sebuah aplikasi dinyatakan berhasil atau tidak? Jaede Tan, Direktur Regional, App Anni memberikan lima cara untuk membuat strategi bisnis yang lebih jelas.
1. Penggunaan – indikator-indikator keberhasilan yang baru
Jumlah Unduhan adalah salah satu ukuran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup aplikasi, tapi Tingkat Penggunaan yang berkelanjutan dan tinggi merupakan indikator yang benar-benar dapat mengukur tingkat keberhasilan suatu aplikasi.
Jumlah Unduhan hanya mengukur potensi luas dan jangkauan aplikasi. Tingkat Penggunaan adalah kunci yang memungkinkan pelaku bisnis menilai perilaku konsumen dan memaksimalkan waktu yang dihabiskan pengguna dengan aplikasi.
Misalnya, meskipun Clash Royale meluncur keluar daftar 10 permainan yang paling banyak diunduh di Indonesia pada 2017, ia berhasil menjadi salah satu aplikasi permainan teratas di Indonesia, berdasarkan ukuran Pengguna Aktif Bulanan (MAU). Fakta ini merupakan pertanda terjadi penggunaan yang berkelanjutan terhadap aplikasi tersebut. Clash Royale diluncurkan pada 2014.
Tingkat Penggunaan (Usage) yang tinggi menunjukkan adanya basis pelanggan yang puas, dan indikator bahwa permainannya akan berhasil meraih pendapatan dari pembelian dalam aplikasi (in-app purchase). Tingkat Penggunaan Kompetitif (Competitive Usage) juga merupakan ukuran yang penting dalam usaha menghasilkan pendapatan dari iklan, melalui Jumlah Klik per Seribu Pandangan (Clicks per Thousand).
2. MAU, WAU dan DAU – Indikator-indikator Tingkat Penggunaan
MAU berguna untuk menilai pertumbuhan aplikasi dari waktu ke waktu, tapi MAU sendiri tidak cukup untuk menentukan benar atau tidak aplikasi telah memberikan nilai yang lebih sering terealisasi, secara mingguan dan harian. Pengukuran yang lebih sering, terutama di sektor pasar tertentu, seperti transportasi (di mana aplikasi digunakan setiap hari) merupakan kunci.
Disini lah Pengguna Aktif Mingguan (WAU) dan Pengguna Aktif Harian (DAU) dapat menunjukkan peran mereka. DAU adalah ukuran yang sangat penting untuk mengetahui performa aplikasi media sosial, komunikasi, utilitas, foto/video, hiburan dan berita, sementara WAU adalah indikator yang lebih baik untuk mengukur keterlibatan dan jangkauan untuk aplikasi belanja, keuangan, restoran cepat saji, produktifitas dan transportasi, menimbang tingkat frekuensi penggunaan yang berbeda.
3. Frekuensi Penggunaan sebagai indikasi perhatian
Manusia adalah makhluk kebiasaan. Menyisipkan suatu aplikasi ke dalam kebiasaan digital mereka akan secara alami meningkatkan frekuensi penggunaan aplikasi tersebut. Frekuensi Penggunaan aplikasi dapat diukur dengan jumlah sesi penggunaan aplikasi per pengguna, di mana aplikasi media sosial dan komunikasi biasanya mendapat nilai tertinggi. Pada 2017, aplikasi media sosial mendominasi daftar peringkat 10 besar MAU di Indonesia.
Jumlah Sesi per Pengguna juga berguna dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan dan pertumbuhan pendapatan di banyak ceruk pasar lainnya, seperti aplikasi restoran cepat saji, keuangan dan perbankan, berbagi kendaraan dan aplikasi belanja.
Waktu yang Dihabiskan per Pengguna adalah indikator penting lainnya untuk aplikasi yang berupaya menghadirkan pengalaman yang imersif kepada pengguna, seperti hiburan dan video, pendidikan, media dan bahkan belanja. Pada dasarnya, semakin lama pengguna menggunakan suatu aplikasi, semakin besar kemungkinan mereka akan melakukan pembelian.
4. Retensi = Pendapatan
Salah satu kekeliruan terbesar yang terjadi di industri aplikasi, terutama di antara perusahaan yang telat dalam merangkul era seluler, adalah berpandangan bahwa Jumlah Unduhan merupakan ukuran yang sudah mencakup semua untuk dipertimbangkan dalam strategi pengembangan aplikasi. Retensi adalah ukuran yang penting untuk dipertimbangkan juga.
Dengan ekonomi aplikasi yang semakin ramai, pengguna berpeluang besar menghapus aplikasi bila aplikasi yang mereka unduh tidak langsung memuaskan, dan beralih ke aplikasi lain yang serupa. Memahami retensi aplikasi di Hari ke-1, ke-3 , ke-7 dan ke-30 akan membantu perusahaan memproyeksikan pertumbuhan aplikasi, dan membuat usaha pemasaran dan investasi secara akurat.
5. Optimasi di Toko Aplikasi (ASO) - Menonjol di kerumunan
ASO merupakan proses meningkatkan visibilitas aplikasi seluler di toko aplikasi. Dengan sekitar 2 juta aplikasi App Store iOS dan 2,5 juta aplikasi Google Play Store, menemukan cara yang inventif untuk membuat aplikasi berbeda dengan lainnya akan menguntungkan bagi ‘kesehatan aplikasi’ dalam panjang. Menggunakan kata kunci yang tepat sangat penting dalam mengonfigurasi dan mengembangkan strategi Optimasi di Toko Aplikasi (ASO).
Contoh kasus: volume pencarian untuk "Black Friday" meningkat 115% ketika acara berlangsung pada November 2017. Namun, pada saat yang sama, tingkat kesulitan untuk menentukan peringkat untuk kata kunci tersebut juga naik 185%. Fakta ini mengindikasikan bahwa banyak aplikasi mencoba untuk memanfaatkan kata kunci "Black Friday". Dengan demikian, aplikasi menggandakan upaya ASO mereka, selain memasang iklan penelusuran di toko aplikasi, terutama pada jam ramai.