Google Rilis Laporan Kepatuhan #dirumahsaja di Indonesia

ArenaLTE.com - Sejauh mana himbauan #dirumahsaja dipatuhi oleh masyarakat, khususnya Indonesia? Secara kasat mata memang terlihat terjadinya penurunan aktivitas, terutama di Jakarta yang menjadi episentrum wabah corona. Tetapi di kota dan tempat lain, kehidupan terlihat berlangsung seperti biasa. Bahkan di Jakarta, masih terlihat sejumlah aktivitas di perkantoran, pusat niaga dan mobilisasi orang.
 
Untuk itu, Google merilis laporan yang bertajuk “COVID-19 Community Mobility Report”. Laporan ini berisi tingkat pergerakan orang di sejumlah titik penting, seperti pusat perbelanjaan dan apotik, mall dan tempat rekreasi, taman kota, perkantoran, dan sebagainya. Data-datanya diambil dari pengguna yang mengaktifkan “location history” di hape android mereka.
 
Google mengumpulkan data dari lebih 131 negara di dunia. Salah satunya Indonesia. Laporan disajikan per kondisi negara masing-masing. Dan Google tidak merekomendasikan menggunakan data dari negara lain sebagai perbandingan, karena tiap negara memiliki karakteristik berbeda. Nah, bagaimana dengan Indonesia?


 
Menurut data Google aktivitas di tempat yang masuk kategori “Retail and Recreation” menunjukkan penurunan 47% --dibanding aktivitas di saat normal. Artinya, terjadi penurunan yang signifikan atas kerumunan orang di tempat dengan kategori tersebut. Yang termasuk kategori ini adalah, mall, tempat wisata, museum, bioskop.
 
Yang juga menunjukkan penurunan drastis adalah di kategori “Park”. Yang termasuk di sini adalah taman-taman kota, pantai umum, marina, ruang public terbuka ramah anak, dan tempat-tempat yang biasanya dijadikan warga untuk bersantai. Terjadi penurunan sebesar 57% dari aktivitas normal –aktivitas normal ini disebut sebagai baseline, yang datanya diambil dari tanggal 2 Januari hingga 6 Februari 2020.
 
Kategori “Transit Stations” ikut menurun drastic, sebanyak 54% dibanding aktivitas di saat normal. Masuk kategori ini adalah stasiun KRL dan KA, terminal bis, halte Trans Jakarta dan bus umum, MRT. Di sini terlihat, banyak orang memilih tak bepergian dengan kendaraan umum, atau memilih tinggal di rumah.
 
Tetapi, beberapa tempat hanya menunjukkan sedikit penurunan aktivitas. Seperti tempat dengan kategori “Workplaces”, yang di sini termasuk perkantoran, baik swasta maupun pemerintah. Hanya menunjukkan penurunan aktivitas sebesar 15% saja. Artinya, masih banyak kantor yang beraktivitas.


 
Peningkatan aktivitas ada di kategori “Residential”, yang termasuk di dalamnya adalah pemukiman dan komplek perumahan. Ada peningkatan 15%, yang berarti ada orang-orang yang patuh pada himbauan WFH. Tapi tak begitu signifikan. –Data selebihnya bisa dilihat di tabel yang ada.  
 
Laporan mengenai tingkat aktivitas di sejumlah lokasi ini dirilis pada tanggal 29 Maret kemarin. Datanya sendiri diambil dari dua hingga tiga hari ke belakang. Dari data ini, bisa diketahui tingkat kepatuhan warga Indonesia pada anjuran bekerja dari rumah sesuai tagar #dirumahsaja.
 
Data-data itu, menurut Google dalam laporan tersebut, bisa digunakan oleh pemerintah dan pihak berwenang lain, mengambil keputusan dan tindakan yang dirasa perlu, dalam kaitan pencegahan penyebaran Corona. Bahkan sebenarnya, Google membuka pintu bagi pihak berwenang (di suatu negara) untuk menggunakan data lokasi yang lebih detil untuk penerapan contact tracing, melacak pergerakan pengguna.
 
Metoda itu sudah diterapkan pemerintah Taiwan, yang menggunakan data lokasi untuk membuat “pagar electronic” di sekeliling area atau wilayah yang dikarantina. Dengan metoda itu, pergerakan orang-orang yang ada di wilayah karantina bisa dimonitor, apakah mereka keluar dari area karantina atau tidak.
 

Leave a Comment