ArenaLTE.com - Jalanan yang macet, angkutan umum yang dijubeli penumpang, waktu tempuh kendaraan umum yang tak pasti, adalah sebagian dari persoalan yang bikin stress penduduk di kota-kota besar, di seluruh dunia. Termasuk di sini, di Indonesia, Jakarta khususnya, tempat jutaan orang bergerak ke berbagai penjuru kota, dengan tujuan masing-masing.
Walaupun dari sisi ongkos, menggunakan angkutan umum lebih murah, namun sejumlah faktor tadi kadang membuat orang enggan menggunakan fasilitas ini. Bagaimana mungkin Anda tampil kelimis dan rapi saat datang ke kantor, kalau di dalam KRL baju Anda kusut gegara umpel-umpelan dengan ratusan penumpang lain. Belum lagi keringat yang berleleran karena pendingin udara tak sanggup mengusir hawa panas dalam gerbong yang dipadati ratusan penumpang.
Nah, sejak beberapa tahun belakangan, Google memikirkan cara untuk membantu pengguna Google Maps, bisa memperkirakan kondisi angkutan umum yang akan digunakan. Apakah datangnya telat, berjubel, dan sebagainya. Paling tidak, membantu pengguna memastikan, kapan harus menunggu di halte atau stasiun, dan membantu memutuskan, nekad naik ke gerbong atau bus yang berjubel atau menunggu kereta dan bus selanjutnya, yang rada lowong.
Hasil kerja Google itu kini sudah resmi diumumkan sebagai fitur baru Google Maps. Dan menurut keterangan Google, dua fitur baru ini sudah tersedia untuk pengguna di 200 kota di seluruh dunia. Fitur pertama adalah “Live Traffic Delays for Buses”. Kadang-kadang, malah kerap terjadi, jadwal bus yang tertera di papan pengumuman tak sesuai dengan kenyataannya. Atau, waktu tempuh ke tujuan tak sesuai jadwal, telat karena macet dan sebagainya.
Nah, fitur satu ini dapat memberi informasi berdasarkan kondisi realtime, apakah bus yang ditumpangi bakal telat sampai halte yang dituju, atau berapa lama bus yang ditunggu sampai ke halte. Bahkan, fitur ini juga dapat memberi tahu, bus sedang tertahan di mana. Semua informasi itu didapat dari pengolahan data-data kondisi lalu lintas dan kecepatan berjalan bus secara realtime.
Fitur kedua adalah prediksi kepadatan penumpang (Crowdness Predictions). Fitur ini menyediakan informasi, seberapa padat bus atau kereta yang sedang ditunggu. Informasi ini akan membantu pengguna untuk memutuskan, tetap nekad naik atau menunggu bus atau kereta yang berikutnya, yang lebih lowong.
Meskipun sudah resmi dirilis, dan disebutkan sudah tersedia untuk 200 kota di dunia, dan bisa diakses melalui iPhone atau Android, namun belum diketahui, apakah pengguna komuter di Jakarta sudah bisa menggunakan fitur ini.