Enam Badan Intelijen Amerika Melarang Penggunaan Smartphone Huawei & ZTE

ArenaLTE.com - Enam kepala divisi Kepala Intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa warga Amerika jangan pernah menggunakan produk dan layanan yang dibuat oleh raksasa teknologi asal China, Huawei dan ZTE. Hal tersebut diutarakan petinggia keamanan saat berjalannya sidang komite intelijen beberapa hari lalu, termasuk salah satunya kepada FBI, CIA, NSA dan juga Direktur Intelijen Nasional.

Direktur FBI Chris Wray menyatakan larangannya tersebut kepada Pemerintah AS,”Sangat prihatin dengan resiko yang mengizinkan setiap perusahaan atau lembga yang terikat kepada Pemerintah asing yang tidak memiliki wewenang, mendapatkan posisi besar di dalam jaringan telekomunikasi kita,” seperti dilansir dari laman theverge.
 
Ia menambahkan, kemampuan memodifikasi atau mencuri informasi itu bisa dilakukan secara jaha, dan hal itu sama saja menyediakan kapasitas untuk melakukan spionase yang tidak terdeteksi.
 
Pelarangan pengguna produk teknologi maupun layanan informasi dari produsen China, seperti Huawei dan ZTE sebenarnya memang bukan hal yang baru diumumkan oleh negara adidaya tersebut. Kumpulan badan intelijen ini juga sebenarnya telah lama mewaspadai Huawei yang diungkapkan telah didirikan oleh mantan insinyur Tentara Pembebasan Rakyat China.
 
Pendirian perusahaan oleh salah satu bagian dari mantan tentara, ditakutkan Amerika adalah cara yang cukup efektif dan bisa jadi bagian dari strategi Pemerintah China. Akibat adanya hal tersebut, pada tahun 2014 dan 2018 saat ini membuat kedua produsen asal negeri Tirai Bambu ini sulit memasukkan produk elektroniknnya ke pasar Amerika.
 
Huawei sendiri sebenarnya tercatat telah cukup sukses di pasaran, bahkan pada pertengahan tahun lalu perusahaan riset CounterPoint pernah melaporkan kesuksesan Huawei yang berhasil duduk di peringkat kedua sebagai perusahan terbesar dalam penjualan smartphone. Peringkat ini sekaligus mampu menggeser Apple berdiri kedua setelah Samsung.
 
Bulan lalu saja, Huawei yang sudah berniat untuk meluncurkan smartphone flagship terbarunya dari seri Huawei Mate 10 Pro di AS melalui operator AT&T terpaksa harus menarik kembali pulang produknya. Hal itu akibat dari permusuhan dengan Pemerintah AS. Akibat hal ini, CEO Huawei, Richard Yu, mengungkapkan bahwa penarikan kembali produk adalah kerugian besar perusahaan namun juga menjadi kerugian besar bagi konsumennya.
 
Larangan masuknya produk, kini dipertimbangkan Pemerintah AS untuk dibuat sebuah Rancangan Undang-Undang khusus yang melarang pegawai Pemerintah untuk menggunakan ponsel Huawei dan ZTE. "Fokus perhatian saya saat ini adalah China, dan khususnya telekomunikasi China seperti Huawei dan ZTE, yang dipahami secara luas memiliki hubungan luar biasa dengan pemerintah China,” tegas Richard Burr, Ketua Komite Intelijen Amerika.

Leave a Comment