ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Miliarder kontroversial yang juga bakal calon presiden AS, Donald Trump selalu membuat geger terkait ucapan-ucapannya yang kerap memancing emosi. Belum lama ini dia mengaitkan soal produksi iPhone dalam salah satu kampenyenya di Liberty Univesity .
Trump menyebut bahwa sudah seharusnya perangkat produksi Apple, seperti iPhone dan iPad diproduksi di Amerika Serikat. Trump menggambarkan bahwa kebanyakan iPhone yang beredar pada punggung smartphone dan kemasan dus tertulis ‘Made in China.’ “Sudah saatnya Apple memproduksi iPhone di AS, dan lebih banyak porsi tenaga kerja untuk warga AS,” ujar Donald Trump sebagaimana dilansir dari Ubergizmo.com (18/1/2016).
Sebagai langkah lanjutan, ia bakal meloloskan aturan kewajiban manufaktur elektronik untuk memproduksi jualannya di AS, tentunya jika kelak terpilih sebagai presiden. Statement ini tak pelak bertujuan untuk meraih suara dari warga di universitas tersebut.
Sebagai iming-iming ke pihak Apple, Donald Trump membujuk Apple tentang pajak, dimana Apple hanya perlu mengeluarkan 35 persen pajak bisnis untuk memproduksi produk di AS. Selain itu, Trump berjanji untuk mendukung free trade."Kita memiliki orang-orang yang menakjubkan di negeri ini. Mereka cerdas, tajam, enerjik. Karena itu, kita akan memaksa Apple untuk membangun pabrik komputer dan barang-barang mereka di negeri ini ketimbang negara lain," katanya.
Jika keputusan itu mungkin terjadi, American Apple mungkin akan membuat lebih banyak peluang kerja dan perusahaan akan memastikan karyawan mendapatkan hidup yang layak. Namun, perlu diingat bahwa pemerintah tidak punya hak untuk melarang perusahaan melakukan outsourcing. Bahkan untuk melarang perusahaan produksi secara global.
Janji tak masuk akal ini memang bagian dari kampanye rutin Trump. Pernyataannya pun ditanggapi dingin publik di AS. Seperti diketahui produksi iPhone dilakukan Apple lewat OEM (Original Equipment Manufacture) Foxconn yang berbasis di Taiwan. Selain di Cina, Foxconn pun beberapa lokasi pabrik seperti di India, dan di Indonesia yang kemudian telah dibatalkan.