Coursera Sediakan 3.800 Pelatihan Online Gratis Bagi Korban PHK

ArenaLTE.com - Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain di sini lain pula dengan Amerika. Kalau di sini, perusahaan (pelatihan online) yang mendapat duit dari Pemerintah untuk mendukung program Kartu Prakerja, di Amerika sana, justru pihak perusahaan yang “menyumbang” pemerintah untuk membantu korban PHK akibat dampak wabah Covid-19.
 
Coursera, sebuah lembaga pendidikan berbasis online yang berkedudukan di Amerika, mengumumkan menggelar program “Coursera Workforce Recovery Initiative”. Program ini digelar untuk membantu pemerintah menangani para pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat terkena dampak wabah corona. Coursera menyediakan 3.800 jenis pelatihan atau kursus online, yang bisa diikuti para korban PHK itu.
 
Sejatinya, 3.800 kursus yang disediakan dalam program tersebut, asalnya merupakan kursus berbayar “jualannya” Coursera. Biaya pelatihan per kursus mencapai US$399 per tahun. Itu tercantum dalam catalog perusahaan. Seiring dengan diluncurkannya program bantuan tersebut, Coursera menggratiskan biaya pelatihan, yang berlangsung hingga akhir tahun nanti.
 
Seperti yang diungkapkan dalam blog.coursera.org, pelatihan yang tersedia mencakup bidang teknologi, digital marketing, cloud computing hingga app development. Para pengajar berasal dari unversitas ternama, seperti Universuty of Illinois, Duke University, University of Michigan, Yale University, dan banyak lagi. Pelatihan ini mencakup pemberian sertifikat dari pihak industry terkait, seperti sertifikat Google IT Support Professional atau sertifikat IBM z/OS Mainframe.
 
Program pelatihan ini, menurut Coursera, dirancang untuk mempersiapkan peserta agar memiliki ketrampilan dan keahlian pada bidang yang memiliki kebutuhan tinggi (akan tenaga ahli). Tujuannya, demikian pernyataan Coursera, adalah membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemic corona ini, agar siap bekerja kembali dan punya “nilai jual” yang tinggi.
 
Pada dasarnya, siapapun bisa mengajukan diri untuk mengikuti pelatihan gratis ini. Tidak hanya warga Amerika, tetapi Coursera juga membuka kesempatan bagi warga negara lain untuk ikut serta. Namun, peserta tak bisa mendaftar secara individual. Harus melalui lembaga atau agensi pemerintah. Mekanismenya, peminat mendaftar ke lembaga atau agensi pemerintah, dan pihak terakhir ini yang bisa mendaftarkan peserta untuk ikut program tersebut.
 
Sejauh ini, pemerintah negara bagian Illinois, Arizona dan Oklahoma (AS), serta pemerintah negara Colombia, Costarica, Yunani, Malaysia, Panama, Ukraina dan Uzbekistan, yang sudah menyatakan akan mengakomodasi warganya yang ingin ikut dalam program pelatihan gratis dari Coursera ini. Beberapa negara lain dan juga negara bagian lain di AS, akan menyusul kemudian.
 
“Coursera bersama partner kami, siap untuk melayani jutaan orang yang kehilangan pekerjaan (karena wabag corona) dan akan menghadapi masa sulit untuk mendapatkan kembali pekerjaannya dalam situasi pemulihan ekonomi yang diperkirakan akan berjalan lambat,” kata Jeff Maggioncalda, CEO Coursera, seperti dikutip Forbes.
 
Inisiatif yang dilakukan Coursera ini, mendorong kompetitornya sesame perusahaan edukasi online, untuk melakukan hal yang sama. Laman Gizmodo melaporkan, Kaplan dan Udacity, baru-baru ini menyatakan akan memulai pelatihan dan pengembangan gratis serupa. Sejauh ini, program Coursera diminati oleh 4.4 juta orang di Amerika, yang sudah mendaftar. Di Amerika sendiri, diperkirakan ada 26 juta orang yang kehilangan pekerjaan akibat resesi yang dipicu wabah corona ini. Di seluruh dunia, ditaksir ada 2.7 miliar orang yang harus kehilangan pekerjaan gegara resesi yang dipicu wabah corona.
 

Leave a Comment