Analis Senior Counterpoint Research, Tarun Pathak mengungkapkan, salah satu sorotan pantas diberikan terhadap meningkatnya pengapalan perangkat 4G LTE. “4G LTE telah tumbuh mencapai 300 persen, melampaui satu juta unit untuk pertama kalinya,” ungkapnya.
Pencapaian tersebut didorong variasi strategi yang dilakukan oleh hampir sebagian besar operator telekomunikasi di Indonesia. Mulai dari penawaran layanan 4G LTE murah hingga bundling perangkat dengan paket LTE. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaring potensi pasar LTE yang lebih besar.
Indonesia Pasar Kunci Bagi Merek Global
Dari laporan Counterpoint Research, perangkat 4G LTE berhasil menguasai 11 persen dari total pasar smartphone di Indonesia sepanjang Q2 2015. Sementara pertumbuhan pasar smartphone sendiri tergolong flat. Counterpoint Research mencatat peningkatan pasar smartphone 30 persen dari periode yang sama tahun lalu serta peningkatan tujuh persen dari kuartal sebelumnya.
Konsultan senior Counterpoint Research, Tina Lu menuturkan jika Indonesia adalah pasar smartphone terbesar ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India. “Indonesia menjadi salah satu pasar kunci untuk berbagai brand yang ingin tumbuh secara global,” ujarnya.
Tina mencatat jika merek seperti Asus, Vivo dan Oppo adalah salah satu yang paling menonjol di Indonesia sepanjang Q2 2015. “Tiga merek ini berhasil melahap sekitar 14 persen pasar smartphone Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh, Counterpoint Research melaporkan jika total pasar ponsel Indonesia (smartphone dan feature phone) per Q2 2015 (April – Juni) mengalami peningkatan sebesar satu persen dari periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, meski perhitungan tahunan masih mengalami kenaikan, lembaga riset ini juga menemukan trend penurunan sebesar lima persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Daftar Lima Besar Vendor Handset di Indonesia

Evercoss berhasil melewati Samsung menjadi vendor handset teratas menguasai 18,2 persen market share. Evercoss juga menjadi brand smartphone terbesar kedua di Indonesia dengan penguasaan kue 14,3 persen. Sebagian besar pertumbuhan Evercoss datang dari segmen entry level.
Sementara Advan melangkahi Smartfren untuk memantapkan posisi menjadi pemain smartphone terbesar ketiga di Indonesia. Advan merampas sekitar 11 persen market share berkat kencangnya permintaan di segmen entry level. Antara lain beberapa seri seperti S3FD,S35F dan S4A Plus.
Advan bahkan menggerogoti pula kue market share ponsel secara keseluruhan, dan untuk pertama kalinya duduk di posisi lima dengan market share 7,3 persen. Kampanye marketing dengan mensponsori FC Barcelona serta strategi produknya sukses membantu mencuri kue dari kompetitor.
Smartfren, salah satu brand (operator) lokal turut meramaikan peta persaingan dengan menempati posisi keempat di segmen smartphone. Penguasaan pasar sekitar 10,4 persen di Q2 2015 turut dipicu peluncuran beberapa produk seperti Andromax Q yang berbasis Cyanogen serta jajaran perangkat 4G LTE.
Asus meninggalkan Oppo demi mengambil posisi lima besar di antara pemain smartphone lain. Asus mencaplok sekitar 8,8 persen market share sepanjang Q2 2015. Menariknya, jajaran seri Zenfone yang lebih segar disinyalir bisa menjadi momentum untuk berakselerasi lebih jauh di kuartal selanjutnya. (bda)