ArenaLTE.com - Hasil yang menggembirakan pada 2018 lalu, membuat XL Axiata bersemangat menghadapi tahun 2019 ini. Operator yang identik dengan warna biru ini optimis bisa meneruskan pertumbuhan positif yang sukses diraih pada tahun lalu. “Tahun (2019) ini semestinya kita bisa lebih bagus lagi. Kami yakin tahun ini bisa membukukan keuntungan,” ujar Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur Keuangan XL Axiata, kepada sejumlah media, di Banyuwangi (4/4).
 
Meskipun sesungguhnya neraca keuangan XL Axiata pada 2018 lalu masih negative, alias masih merugi, tetapi kerugian yang diderita terhitung sangat kecil. Hanya sekitar IDR9 miliar. Sudah jauh sangat berkurang bila dibanding tahun 2017.
 
Adlan mengungkapkan, masih  meruginya XL di 2018, karena disebabkan dua faktor utama. Yakni, menyusutnya jumlah pelanggan sebagai dampak kebijakan registrasi kartu pra-bayar, serta penutupan sebagian besar infrastruktur 2G, yang membebankan keuangan XL sebesar IDR4 triliun. “Tapi (penutupan) itu sudah selesai. Tahun ini tak ada lagi beban seperti itu,” ungkap Adlan.
 
Faktor kinerja yang menggembirakan, ditambah dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang stabil pada 2019, membuat Adlan yakin, tahun 2019 ini XL Axiata akan mencatat profit. Seberapa besar perkiraan profit yang bisa diraih? Adlan belum  mau mengungkapkan. “Belum tahu berapa besar. Tetapi kami optimis tahun ini bakal untung,” ujar Adlan lagi.
 
Ada beberapa faktor eksternal yang menjadi dasar optimism XL itu. Seperti, pertumbuhan ekonomi nasional dengan asumsi 5.3% pada 2019. Nilai tukar rupiah yang diasumsikan akan berada pada level IDR15 ribu per dolar. Tingkat inflasi yang diperkirakan 3.5%. Selain, sejumlah faktor lain semacam pembangunan infrastruktur, pendidikan, sosial ekonomi dan investasi.
 
Dengan kondisi seperti itu, pasar seluler akan berada pada saat yang tepat untuk melakukan pemulihan. Dengan mengandalkan data sebagai kontributor utama, yang didukung penetrasi pelanggan yang menggunakan smartphone. Diperkirakan jumlah pelanggan yang memakai smartphone ini akan mencapai 75% dari total pelanggan dari tiga operator (XL, Telkomsel dan Indosat). Sementara pertumbuhan industry telekomunikasi diperkirakan akan mencapai 4% --setelah negative pada 2018 lalu.
 
XL Axiata sendiri akan terus melanjutkan mengimplementasikan agenda transformasi 3R dengan menyesuaikan pada kondisi industri terkini. Tiga hal utama yang terangkum dalam strategi 3R itu, pertama, terus membangun jaringan secara agresif di berbagai wilayah di luar Jawa. Perluasan jaringan ini termasuk mencakup wilayah yang secara geografis sebagai pelosok dan terluar dengan memanfaatkan jaringan Palapa Ring Barat dan Timur.
 
Pembangunan jaringan baru di berbagai wilayah tersebut juga sebagai pondasi untuk jaringan di masa depan. XL Axiata akan terus memprioritaskan pembangunan jaringan 4G LTE dengan spesifikasi khusus sehingga akan bisa terus ditingkatkan ke implementasi teknologi yang terbaru di masa depan, termasuk juga mampu melayani trafik data yang lebih tinggi. Dengan demikian, di masa mendatang saat harus melakukan upgrade ke teknologi baru, perusahaan tidak harus membangun jaringan yang baru.
 
Kedua, dari sisi produk, XL Axiata akan terus menghadirkan layanan-layanan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen. Strategi yang sama dengan tahun lalu, yaitu dual brand XL dan AXIS pada layanan prabayar, serta XL Prioritas untuk pascabayar, akan terus ditingkatkan manfaatnya dengan menyesuaikan pada selera dan trend digital terkini dari masing-masing segmen.  
 
Ketiga, melanjutkan inovasi bisnis untuk memperkuat pijakan di masa depan. Inovasi bisnis ini berupa pencipaan layanan-layanan baru yang saat ini masih di luar bisnis utama namun yang memiliki peluang besar di masa mendatang. Termasuk pada kategori ini, sekarang XL Axiata sudah memiliki antara lain layanan yang berbasis pada jaringan fiber, yaitu XL Home dan layanan bagi pelanggan korporasi XL Business Solutions. Untuk mendukung layanan-layanan tersebut, XL Axiata juga akan melanjutkan upaya fiberisasi jaringan. Termasuk dalam upaya ini adalah pengembangan layanan Internet of Thing (IoT).
 
Demi mendukung strategi itu, XL Axiata berencana menyiapkan belanja modal untuk 2019 sebesar IDR7.5 Triliun. Menurut Adlan, dana untuk belanja modal itu akan diambil sebagian (besar) dari internal. Sisanya akan dicari dari mekanisme pasar, seperti penerbitan bond, sukuk dan sebagainya.
 
Dengan semua strategi itu, kata Adlan, XL Axiata bisa berharap pendapatan pada 2019 ini akan sesuai dengan pasar, atau bahkan bisa lebih baik dari itu. Sebagai gambaran, pada tahun lalu, XL meraup pendapatan sebesar IDR23 triliun.