ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Dari segi pengguna, boleh jadi WhatsApp yang kini punya 1 miliar pengguna adalah layanan instant messaging terpopuler dan terbesar di dunia. Dan sebagai konsekuensinya, WhatsApp pun mulai mendapat serangan dari hacker. Dari beragam jenis gangguan yang menyerang WhatsApp, yang terbilang baru adalah broadcast message yang berisi link Telegram, dan ketika di klik akan menyebarkan malware ke smartphone pengguna.

Sebagai informasi, Telegram merupakan perusahaan digital yang baru berusia dua tahun. Didirikan oleh Pavel Durov, Telegram kini telah mengirimkan 12 miliar pesan per hari. Jumlah tersebut merupakan peningkatan dibandingkan Agustus lalu yang hanya mencapai 10 miliar pesan. pada Mei lalu, tercatat bahwa Telegram berhasil meraih sekitar 62 juta orang pengguna aktif.

Dikutip dari Ubergizmo.com (1/12/2015), sebagai langkah antisipasi, pihak WhatsApp pun telah memblokir pesan yang berisi link dari Telegram tersebut. Sejauh ini serangan ‘”link telegram” ini baru menyasar ke WhatsApp for Android. Sebelum ini, WhatsApp pun baru menerima serangan, khususnya pada WhatsApp versi web. Hal itu berhasil diungkap oleh lembaga keamanan Check Point. Lubang (bug) itu memungkinkan hacker mendistribusikan malware termasuk ransomware, yang menuntut korban membayar biaya agar dapat kembali mengakses kembali ke file mereka. Sebagai target serangan, disebut-sebut ada 200 juta pengguna yang potensial terkena serangan ini.

Para hacker hanya perlu mengirimkan malware yang menjelma seperti vCard kepada nomor korban. Setelah vCard tersebut dibuka, malware akan mendistribusikan kode berbahaya. “Mengingat bahwa WhatsApp adalah aplikasi pesan lintas platform. Kemungkinan untuk membuka vCard yang dikirimkan kepada Anda cukup tinggi,” ujar Mark James, spesialis keamanan dari ESET.

Usaha pemblokiran tautan memang dikenal lumrah di Facebook, sebagai pemilik WhatsApp. Sebelumnya, di tahun 2010, Facebook mendapat kritikan karena memblokir tautan Pirate Bay di sistem chatting-nya dan di laman News Feed. Kendati demikian, Telegram sendiri diketahui tidak terlalu khawatir dengan pemblokiran. Sebab, sampai saat ini juga belum diketahui pemblokiran ini disengaja atau ketidaksengajaan. Facebook dan WhatsApp sendiri disebut masih enggan berkomentar tentang masalah ini.