ArenaLTE.com - Indonesia telah menjadi salah satu negara berkembang dengan peningkatan industri digital yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk tren penggunaan perangkat digital. Hal ini tak hanya ditandai dengan meningkatnya kepemilikan perangkat seperti smartphone (43%), laptop dan komputer (15%), namun juga jenis perangkat digital lainnya yang semakin bervariasi di masyarakat. Misalnya, perangkat tablet (4%), streaming TV (1%), e-reader (1%), hingga perangkat wearable (1%) yang kehadirannya mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Indonesia (We Are Social, 2016).

Tren digital ini juga mempengaruhi  kehidupan masyarakat dan perilaku konsumen dalam bertransaksi dan dengan demikian mendorong pertumbuhan pasar e-commerce dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan peningkatan tahunan sebesar 20,7% dengan total pendapatan sebesar USD 5,6 miliar pada 2016 (CAGR 2016-2021). Dengan tingkat penetrasi belanja online mencapai 13,4% dan diperkirakan akan meningkat ke angka 21,2% pada 2021 (Statista, 2016).

Seiring dengan pertumbuhan bisnis e-commerce, dunia perbankan pun dituntut untuk bisa mengikuti tren transaksi digital, termasuk dalam hal cashless payment, branchless banking, sampai dengan hadirnya sektor baru di industri dalam bentuk e-commuting, fintech, serta layanan perbankan keuangan berbasis internet yang jumlahnya semakin meningkat di Indonesia. Menurut data Bank Indonesia (2016), total transaksi e- money saja pada tahun 2015 melonjak tajam ke angka IDR 5,2 triliun dari IDR 4,3 triliun pada tahun 2014.

Oleh karena itu, industri perbankan menjadi salah satu sektor bisnis yang dituntut untuk melakukan transformasi digital untuk tetap berhasil dalam persaingan yang ketat guna memenuhi perilaku konsumen yang sudah berubah ke arah digital. Menurut Accenture (2015), perbankan Indonesia bahkan berisiko kehilangan 30% dari total nasabahnya apabila tidak memanfaatkan teknologi secara maksimal dengan segera.

Pelaku industri di sektor perbankan pun tidak hanya dituntut untuk menerapkan teknologi digital, namun juga mampu dalam menangkap berbagai peluang dengan lebih memahami perubahan perilaku konsumen yang semakin mengarah ke ranah digital yang dapat lebih memudahkan kebutuhan transaksi nasabahnya. Dengan penggunaan teknologi digital yang kian meningkat, konsumen Indonesia telah terbiasa dan memilih layanan yang lebih cepat, transparan, luas, dan dapat dipersonalisasikan dengan kebutuhan nasabah.

telkomtelstra 2
Kondisi ini pula yang membuat telkomtelstra, perusahaan penyedia layanan managed solutions mendorong para pelaku industri perbankan untuk menggunakan teknologi yang mengedepankan arsitektur aplikasi yang terukur, insfrastruktur IT yang fleksibel, serta dibarengi dengan keamanan data yang optimal sebagai salah satu tantangan terbesar dalam penerapan teknologi di era digital.

Guna mendukung industri perbankan dalam menerapkan teknologi yang mumpuni, telkomtelstra turut berpartisipasi dengan menyediakan solusi yang menyeluruh di setiap perjalanan pengalaman nasabahnya antara lain Managed Network Service, Managed Security Services, telkomtelstra Contact Center (SaaS) yang didukung oleh Infinity Customer Portal sebagai fasilitas untuk memantau seluruh operasi layanan jaringan dan aplikasi secara real-time.

Pada acara Danamon Sales Leader Conference 2016 yang berlangsung beberapa waktu lalu, Erik Meijer Erik, Presiden Direktur Telkomtelstra  menyampaikan bahwa industri perbankan harus sigap dalam memanfaatkan momentum tren digital untuk melakukan transformasi bisnis. Berikut adalah tips dari Erik Meijer terkait strategi untuk tumbuh di era digital: