ArenaLTE.com - Kota-kota semakin bertambah modern, merangkul teknologi baru dan menyikapi kedatangan big data. Strategi bisnis baru pun bakal segera bermunculan, mengandalkan kolaborasi. Kota pintar atau smart city lambat laun akan mengubah kompetisi menjadi kolaborasi.

Kota-kota saat ini terlihat tipikal, masih bersandar pada sistem, bisnis dan masyarakat yang bekerja sendiri-sendiri, cenderung minim kolaborasi dan koneksi. Bayangkan, bagaimana jadinya saat kota-kota menjadi lebih terkoneksi dan cerdas? Saat perusahaan lokal menyadari, nilai atau keuntungan yang bisa diperoleh secara bersama-sama melalui interkonektivitas, potensinya tak terbatas!

Membayangkan sebuah kota modern, seperti diutip dari reuters, kita seperti melihat sebuah papan sirkuit. Perbedaan yang mendasar, semua kabel dan sensor pada papan sirkuit tersebut terkoneksi dan berinteraksi. Sementara pada sebuah kota saat ini setiap bagian masih independen dan terpisah, sehingga potensinya untuk  menghasilkan keuntungan atau nilai bisnis masih minim bahkan nihil.kota pintar

Analogi di atas memberikan insipirasi bagaimana sebuah kota modern di masa mendatang harus terkoneksi seperti sensor-sensor dan kabel dalam sebuah sirkuit. Memanfaatkan keberadaan perangkat big data dan internet untuk meningkatkan produktivitas serta keuntungan di dalamnya.

Secara garis besar, ‘papan sirkuit’ alias kota sudah ada di tempatnya.  Tinggal bagaimana kita memanfaatkan dan mengkoneksikan ‘kabel’-nya, sehingga  semua sistem serta bisnis di dalamnya bisa saling berkomunikasi satu sama lain.

Sinergi bakal mengubah cara perusahaan berkompetisi. Contoh sebuah mall yang menjadi tempat bernaung berbagai tipe bisnis. Semuanya berada di satu lokasi yang nyaman buat konsumen. Ada butik, restoran, gerai elektronik, semuanya berbagi space. Dan, bersama-sama menjaring konsumen, menjadi bisnis yang menggiurkan.

Semua bisnis tersebut tidak saling bersaing untuk mendapatkan konsumen, tapi lebih cenderung menjalin kerjasama di satu titik. Menyuguhkan produk dan layanan berbeda untuk konsumen yang sama. Bisnis berjalan dalam atmosfir ‘bersinergi’ ketimbang ‘berkompetisi’. Konsep seperti ini bisa menjadi model untuk sebuah kota pintar alias smart city.

Mengubah kompetitor potensial menjadi sekutu yang bermanfaat dan memberikan keuntungan buat kedua belah pihak. Seiring dengan semakin kompleksnya dunia, tidak ada individu atau bahkan bisnis yang bisa dikerjakan sendiri.

Geo-collaboration memungkinkan bisnis untuk saling berbagi kekuatan dan kemudian tumbuh bersama sebagai jaringan yang saling menguntungkan dalam sebuah kota. Saat sebuah kota bekerjasama, ada keuntungan kolektif yang bisa dinikmati bersama.