“Penertiban registrasi kartu prabaayar dengan isi data pelanggan oleh penjual memang sudah kesepakatan dari dua tahun lalu, dan memang sudah dibicarakan lama oleh operator. Waktu itu diharapkan adalah kedepannya bukan pelanggan yang mengisi tapi penjual. Hal ini sedikit mempersulit, namun diharapkan tingkat kebenaran data akan lebih tinggi,” jelas Alexander Rusli di sela acara diskusi, di Jakarta, Minggu (18/10/2015).
Baca: Begini Aturan Baru Registrasi Kartu SIM Prabayar yang Akan Diterapkan Pemerintah
Dirinya menjelaskan, penerapan registrasi kartu prabayar memang sedikit merepotkan, namun dipastikan efeknya bisa lebih baik. Kesulitan yang akan dihadapi para penjual nanti adalah timbulnya antrean yang panjang, karena kemungkinan tidak hanya ada satu pembeli saja.
“Hanya repotnya dalam pengisiannya nanti, para penjual akan kesulitan sedikit. Jadi kalau ada yang beli nomor sebanyak 10 orang, maka penjual akan mengisi untuk 10 orang tersebut dan tentunya akan ada antrean yang cukup panjang nantinya,” tambah Alexander Rusli.
Alex juga menjelaskan, sebenarnya penertiban ini sudah dikerjakan oleh banyak negara. Menurutnya apa yang telah dilakukan nanti soal registrasi tersebut tidak jauh beda dengan yang dikerjakan pada negara-negara lain. Hal tersebut sama saja dengan orang yang membuka akun di Bank, jadi bukan pelanggan atau orang tersebut yang mengisi data akun tapi orang banknya.
“Dan tentunya, ke depannya juga keamanan adalah hal utama yang pastinya akan menjadi jaminan, hal itu juga seperti pada perbank-an dimana hanya pihak tertentu dari bank dan tertentu saja yang bisa mengakses data pelanggan,” tambahnya.
Baca: Mulai Desember 2015, Pelanggan Tidak Bisa Registrasi SIM Card Baru Sendiri
Penerapan aturan registrasi kartu prabayar tersebut juga diungkapkan memiliki manfaat besar. Selain untuk menekan peredaran SMS palsu atau spam, tentunya juga untuk menekan churn rate, menekan orang dalam mengganti2 SIM card karena itu akan membuang kartu dan meminimalisir sampah SIM card.
