ArenaLTE.com - Menurut data IDC, 70 persen perusahaan di Asia Pasifik sudah menggunakan multicloud dan 64 persen aplikasi dalam portofolio IT saat ini telah berbasis lingkungan cloud, baik publik cloud maupun private Cloud.
 
Namun tuntutan perkembangan teknologi yang sangat cepat sekarang ini membutuhkan sebuah sistem yang fleksibel dan dapat mengendalikan semua jenis layanan cloud yang digunakan dengan cepat dan mudah.
 
Red Hat, sebagai penyedia solusi open source global melaui acara Red Hat Hybrid Cloud Series, berbagai kepada para pengusaha tentang solusi perusahaan dapat mempercepat dan merancang strategi hybrid cloud untuk mempercepat inovasi dan memberikan keunggulan yang kompetitif.
 
Mengusung tema, “Bridge Your Clouds. Build Your Future”, Red Hat memberikan arahan bagaimana organisasi dapat mengimplementasikan infrastruktur hybrid cloud dengan Red Hat Enterprise Linux 8 dan Red Hat OpenShift 4.

Hybrid Cloud Red Hat

Hybrid cloud ini berbeda dengan multi cloud, merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang menggunakan layanan multicloud yang terdiri dari publik cloud dan private cloud, meskipun bisa digunakan keduanya namun sejatinya mereka tidak bisa terintegrasi dan bekerja masing-masing.
 
Untuk itulah, Red Hat menghadirkan solusi untuk mengintegrasikan semua layanan cloud yang digunakan baik itu public cloud dan private cloud dengan Hybrid Cloud.
 
Solusi open cloud hybrid Red Hat ini dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja sekaligus meningkatkan kelincahan bisnis dan mendapatkan fleksibilitas untuk berpindah berbagai layanan cloud dengan cepat, mudah dan saling berintegrasi.


 
Frank Feldmann, Vice President APAC Office of Technology, Red Hat Asia Pacific pada acara Media Briefing Open Hybrid Cloud di Hotel Ayana, Jakarta (11/7) mengungkapkan bahwa Red Hat Enterprise Linux 8 dan Red Hat OpenShift 4 dapat memberikan landasan yang konsisten untuk inovasi dan menawarkan tool hybrid terbaru untuk mengoptimalkan biaya, kinerja, dan kecepatan saat perusahaan bergerak maju dalam perjalanan transformasi digital mereka.
 
Red Hat Enterprise Linux 8 membangun fondasi untuk portofolio hybrid cloud Red Hat dan mendukung beban kerja operasi yang membentang dari pusat data perusahaan ke beberapa cloud publik.
 
Red Hat OpenShift 4 adalah generasi berikutnya dari platform enterprise Kubernetes yang tepercaya milik Red Hat, direkayasa ulang untuk mengatasi rumitnya dari orkestrasi container dalam sistem produksi.

Menurut Rully Moulany, Country Manager PT Red Hat Indonesia perusahaan di Indonesia sudah banyak yang menerapkan solusi cloud, namun mengalami kendala ketika harus berpindah layanan cloud lain atau ingin mengintegrasikan layanan multicloud.

“Saya berharap semakin banyak perusahaan di Indonesia untuk bertransformasi digital dengan berpindah ke layanan cloud sehingga perusahaan dapat menciptakan efisiensi dan inovasi teknologi terbaru demi peningkatan pelayanan yang lebih baik demi kemajuan negara Indonesia,” pungkasnya.