ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Bagi vendor smartphone yang masih berumur jagung namun punya kekuatan modal besar, maka salah satu resep untuk mampu menghadirkan produk atau layanan ke pasar adalah dengan lebih dulu menguasai soal lisensi paten. Maklum saja, setiap fitur dan teknologi yang dicomot pada sebuah smartphone baru pastinya sudah mempunya paten tersendi dari vendor asalnya. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan mengadopsi lisensi atas paten tersebut.
Berita terbaru terkait lisensi paten smartphone datang dari Qualcomm Inc. Manufaktur dan pengembang prosesor dan semi konduktor asal Amerika Serikat ini baru saja memberikan lisensi paten ke Vivo, vendor smartphone dar Tiongkok.
Model bisnis dari lisensi paten ini menggunakan royalti pada setiap produk smartphone 3G dan 4G LTE (Long Term Evolution) yang dipasarkan di Tiongkok. Di Negeri Tirai Bambu, mengenai pembayaran royalti harus disampaikan ke China’s National Development and Reform Commission (NDRC).
"Perjanjian Lisensi ini memungkinkan kami untuk memiliki akses ke teknologi terbaru dari Qualcomm dan memungkinkan bagi kami untuk terus menciptakan perangkat berkualitas tinggi yang inovatif bagi pelanggan kami," kata Shi Yujian, wakil presiden Vivo.
"Lebih lanjut dikatakan, Vivo telah erat bekerja sama dengan Qualcomm, baik di Tiongkok dan global sepanjang tahun. Sebagai bukti kerjasama antara Qualcomm dan Vivo dapat dilihat daribeberapa perangkat baru seperti X7, X7Plus dan Xplay5.
Alex Rogers, wakil presiden senior dan general manager, Qualcomm Technology Licensing menyebut, “Qualcomm berkomitmen untuk keberhasilan lanjutan dari industri nirkabel Tiongkok. Kami sangat senang untuk menandatangani perjanjian lisensi baru dengan Vivo yang dibangun di atas hubungan bisnis jangka panjang kami, "kata Alex Rogers, wakil presiden senior dan general manager, Qualcomm Technology Licensing.
Vivo sendiri namanya mulai akrab di Indonesia sebagai merek smartphone. Induk perusahaanya, Vivo Communication Ltd berfokus pada berbagai penelitian, pengembangan, manufaktur dan penjualan smarthphone.
Soal lisensi paten memang tak bisa dianggap sepele, bagi perusahaan sebesar Qualcomm, punya paten adalah investasi untuk strategi bisnis jangka depan. Buntut dari penyalagunaan paten tanpa lisensi bisa runyam, contohnya dialami Meizu, vendor smartphone ini sampai diseret Qualcomm ke meja hijau kerena menggunakan paten 3G/4G Qualcomm tanpa ijin.