ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Rencana pita lebar yang terus digenjot pemerintah, dalam hal ini, Kementrian Komunikasi dan Informatika berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi 7 hingga 10 persen. Hal ini diungkapkan oleh Azhar Hasyim, Direktur E-Business Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam Ignition terkait Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang digelar di Kampus ITS, Surabaya (6/9/2016)

Guna mendukung tujuan tersebut, Kemenkominfo juga berupaya untuk terus menggenjot pembangunan infrastruktur pitalebar Indonesia yang berperan penting dalam menciptakan kondisi bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Azhar pun optimis gerakan startup ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomis berbasis digital.

Dengan adanya penetrasi fixed pitalebar sebanyak 1 persen diharapkan dapat menurunkan angka penggangguran sejumlah 8,6 persen. Hal ini selaras dengan misi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang ingin menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. Azhar pun mengutip kajian yang dimulai tahun 1989 yang menyebut setiap pertumbuhan 1 persen komunikasi dan broadband akan mendorong pertumbuhan efektifitas dan produktifitas ekonomi 3 persen.

[caption id="attachment_25853" align="aligncenter" width="800"]Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Gerakan Nasional 1000 Startup Digital[/caption]

"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi maka pemerintah mendukung mendorong pelaku startup untuk menciptakan berbagai aplikasi dan mendorong UKM untuk go online dengan menyiapkan website demain dan hosting secara gratis selama tiga tahun ke depan,” tutur Azhar Hasyim.

Oleh karena itu, dengan adanya pembangunan infrastruktur pitalebar, anak muda mampu memanfaatkan internet kencang dengan terus menciptakan startup digital yang bisa mengurangi beragam problematika di Indonesia. Hal ini semakin diperkuat dengan dukungan potensi industri digital di Indonesia yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

Saat ini ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Ini menjadi modal besar bagi Indonesia untuk terus mengembangkan bisnis berbasis teknologi digital di Tanah Air.

“Indonesia harus menjadi kekuatan ekonomi digital karena Indonesia memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan,” kata Danton Prabawanto, CEO Beon Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut, dibutuhkan anak muda yang peduli dan menolak terbuai oleh potensi kebesaran Indonesia.

Anak muda yang memiliki pola pikir untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan inovasi. Mereka yang ingin bangsa Indonesia maju dan menjadi negara besar, serta tidak puas hanya menjadi negara dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan.

“Semua tentang problem solving. Banyak masalah di Indonesia yang harus diselesaikan. Kalau ada issue bukan hanya tentang keuntungan tapi tentang solusinya. Meskipun banyak pesaing, tapi tetap percaya untuk menjadi pemecahan masalah,” menurut Rama Notowidigdo, Chief Product Office, GO-JEK Indonesia.

Ignition

Sebagai informasi, tahapan Ignition kedua Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital baru saja digelar di Surabaya dengan tujuan untuk membentuk pola pikir startup founder kepada anak muda. Sejumlah pakar bidang usaha rintisan teknologi seperti Yohan Totting, Inisiator Forum Web Anak Bandung; Vikra Ijas, Chife Mobile Officer Kitabisa.com; Gibran Huzaifah, CEO eFishery; Calvin Kizana, CEO PicMix; Benson Kawengian, CEO Urbanhire; Sanny Gaddafi, CEO 8villages dan Ronaldo Ishak, Managing Editor Hacktiv8 berbagi pengalaman serta ilmunya untuk menanamkan pola pikir startup founder.

Ignition berikutnya akan hadir di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 18 September 2016. Pendaftaran Ignition kedua Yogyakarta bisa dilakukan di reg.1000startupdigital.id sampai 13 September.