Tidak hanya itu, pengguna WhatsApp juga menjadi lebih terhubung dengan dokter, guru, dan orang-orang terdekat di tengah situasi yang penuh dengan kewaspadaan ini.
Itulah sebabnya semua pesan dan panggilan Anda di WhatsApp secara default sudah dienkripsi secara end-to-end (end-to-end encrypted) guna memberikan ruang yang aman untuk percakapan pribadi Anda.
Tahun lalu, WhatsApp memperkenalkan tanda khusus untuk pesan-pesan yang telah diteruskan (forwarded) berkali-kali kepada pengguna.
Pesan ini ditandai dengan ikon ‘panah ganda’ (double arrows) untuk menunjukkan bahwa pesan tersebut tidak berasal dari kontak terdekat Anda.
Pesan-pesan ini bersifat kurang personal dibandingkan dengan pesan lainnya yang dikirim melalui WhatsApp.
Maka dari itu, WhatsApp memperkenalkan fitur yang membatasi pesan-pesan ini, sehingga hanya dapat diteruskan ke satu chat dalam satu waktu.
Sebagai layanan perpesanan pribadi, selama bertahun-tahun WhatsApp telah melakukan beberapa upaya untuk membantu menjaga percakapan yang bersifat pribadi bagi pengguna.
Sebagai contoh, sebelumnya ditetapkan batasan pada pesan yang diteruskan untuk menangani konten viral, yang menyebabkan penurunan pesan yang diteruskan sebanyak 25% secara global pada saat itu.
Kebiasaan Meneruskan (Forward) Pesan WA
Apakah meneruskan pesan selalu bermakna buruk? Tentu tidak. Banyak pengguna meneruskan informasi yang bermanfaat, video lucu, meme, serta kata-kata mutiara atau doa yang bermakna.Namun terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan pesan yang juga disampaikan oleh para pengguna bahwa limpahan pesan terusan yang mereka dapatkan terlalu banyak dan berpotensi mengandung misinformasi (berita Hoax).
Oleh karena itu WhatsApp harus menghambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat yang tepat untuk menjalin percakapan personal.
Selain pembaruan ini, WhatsApp juga bekerja secara langsung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lebih dari 20 kementerian kesehatan di seluruh dunia, untuk membantu menghubungkan orang-orang dengan informasi yang akurat.
Bersama-sama, lembaga otoritas terpercaya tersebut telah mengirim ratusan juta pesan secara langsung kepada orang-orang yang ingin memperoleh informasi resmi.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif ini, serta mengetahui cara melaporkan mitos, hoaks, maupun berita palsu kepada organisasi pemeriksa fakta, di dalam Pusat Informasi Coronavirus kami.
Di Indonesia, beberapa minggu lalu WhatsApp telah meluncurkan chatbot terkait COVID-19 bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia seputar COVID-19.
Caranya, pengguna dapat mengirimkan chat ke nomor resmi WhatsApp chatbot COVID-19 (0811-3339-9000) dan menerima jawaban berupa pilihan informasi yang dapat mereka ketahui lebih lanjut.
Layanan chatbot ini dirancang sebagai salah satu kanal resmi pemerintah Indonesia untuk menyediakan sumber informasi resmi dan tips bermanfaat kepada masyarakat Indonesia agar senantiasa aman dan terlindungi dari penyebaran COVID-19.