ArenaLTE.com - Perusahaan rintisan (startup) marketplace truk logistik Ritase bisa dijadikan contoh perusahaan yang digerakkan oleh generasi milenial. Perusahaan yang kelahirannya diinspirasi pemanfaatan teknologi digital untuk memecahkan kesenjangan permintaan dan penawaran jasa angkutan truk ini dipimpin oleh generasi milenial.

Founder dan CEO Ritase, Iman Kusnadi, mengatakan pendiri Ritase tidak secara sengaja menyiapkan startup yang memasuki tahun ketiga ini untuk milenial. “Kebetulan bisnis kami digital, jadi cocok dengan milenial,” ujar alumni Universitas Parahyangan, Bandung, itu. Menurutnya, milenial itu sulit ditebak karena mudah berubah. Selain itu, kata Iman, karena mereka sudah begitu lekat dengan teknologi dan internet, milenial sering berpikir instan.
Dari pengalamannya, Iman membagi milenial menjadi dua, yaitu yang sudah punya visi dan misi tentang hidupnya, dan sebagian lainnya hanya ikut arus apa yang sedang hype di lingkungan pergaulannya atau media sosial.

“Pesan saya untuk milenial, dalam bekerja jangan cepat menyerah dan harus berani mengambil keputusan, benar atau salah itu relatif, tetapi berani bertanggung jawab atas keputusan yang diambil adalah penting. Dengan sendirinya, kalian akan menjadi individu dewasa dengan jiwa pemimpin nantinya. Terus berjuang dan bekerja keras adalah modal utama kesuksesan,” kata Iman. VP Busines Expansion Ritase Angeline Chandraatmadja kelahiran 1993 menjelaskan beda bekerja di perusahaan besar dengan perusahaan rintisan.

Bekerja di perusahaan besar, katanya, seperti menjadi bagian dari suatu mesin besar yang sedang bergerak dimana semua sudah tertata dan bekerja di dalam sistem. 1 “Yang dikerjakan lebih banyak hal-hal rutin,” kata Angeline yang pernah bekerja di perusahaan logistik internasional. “Karena itu saya pulang ke Indonesia, dengan niat bekerja di startup karena unik dan mendukung terjadinya perubahan di Indonesia.”

Menurut Angeline, bekerja di Ritase memberinya ruang untuk membangun perusahaan dengan cara yang dipilihnya. Apalagi di perusahaan ini banyak anak muda sehingga hampir tidak ada resistensi untuk melakukan perubahan. “Para founder di sini selalu bilang, ‘kamu niatkan belajar di sini.’ Kalau di industri yang sudah mapan semua bekerja sesuai urutan seperti a-b-c, tapi kalau di sini, kita ditantang mencoba dan bisa sekreatif mungkin. Itu juga karena saya melihat Pak Iman begitu. Punya nyali besar, berani ambil risiko, dan bikin inovasi,” kata Angeline.

Salah satu produk inovatif Ritase yang diluncurkan tahun lalu adalah transportasi multimoda (combined transport) yang memadukan angkutan darat, air, dan udara di Indonesia dalam platform aplikasi (apps) marketplace logistik. Transportasi multimoda Ritase memanfaatkan angkutan kereta untuk jalur darat, pesawat untuk jalur udara, dan pelayaran untuk jalur air.

Aplikasi ini akan mencari kombinasi angkutan yang tercepat dan termurah melalui sistem sehingga konsumen punya pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Keunggulan Ritase diperoleh dari perpaduan optimasi rute dengan proses yang efektif dalam menyesuaikan beban dengan truk sebelum beroperasi sehingga menghasilkan harga yang lebih efisien.

Kini Ritase telah bermitra dengan 600 perusahaan truk yang memiliki 13,000 armada truk dan melayani beberapa perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) terbesar di Indonesia. “Ini dunia baru dan mereka kelak akan jadi pemimpin. Ini saatnya membina mereka, megedukasi supaya bisa menjadi pemimpin yang baik,” kata Iman.