ArenaLTE.com - Honor, brand smartphone yang baru memulai debutnya, mengutarakan keseriusannya untuk menjadi salah satu brand papan atas di Indonesia. Anak usaha dari Huawei Technology itu yakin, bisa merebot posisi nomer tiga di Indonesia, dalam tiga tahun saja. 

“Kami sungguh percaya diri bisa mencapai target itu,” tegas James Yang, CEO Honor Indonesia, sewaktu berbincang dengan ArenaLTE.

Tentu James bukan asal cuap. Ia menyebut dirinya sudah mempelajari dengan seksama kondisi persaingan pasar smartphone di Indonesia. Yang menurutnya, meski pertarungan memang ketat, tetapi Honor memiliki strategi dan keunggulan produk untuk bisa memenangi kompetisi. 

Salah satunya adalah, seperti yang diungkap James, smartphone Hohor memiliki kualitas produk yang di atas rata-rata, dan mampu memenuhi  karakteristik kebutuhan pengguna smartphone di Tanah Air. “Kami memiliki kualitas produk yang sangat memuaskan,” ujar pria asal Cina ini.

Kualitas smartphone Honor yang memuaskan itu, papar James, tidak sekadar asal klaim. Tetapi buah dari sebuah proses produksi yang menerapkan standar produksi dan standar mutu yang tinggi. Untuk itu, James menemani ArenaLTE untuk melihat secara langsung proses produksi smartphone Honor.

Smartphone Honor diproduksi oleh Sat Nusa, salah satu industri elektronik yang berlokasi di Batam. Sat Nusa adalah salah satu pabrikan yang biasa menjadi rekanan para pemilik brand smartphone, sebagai tempat produksi –Ini terkait juga dengan regulasi TKDN yang diterapkan pemerintah. Honor menggandeng Sat Nusa, karena dianggap paling mampu memenuhi standar produksi yang diinginkan Honor. 

“Mereka yang paling mampu memenuhi kebutuhan kami,” ungkap James lagi.

Sat Nusa berada di kawasan industri Pelita, Batam. Menempati lahan seluas 3.3 hektar. Pusat produksi Honor sendiri berada di lantai empat dan lima di salah satu bangunan yang ada.  

Pabrik ini tak nampak seperti pabrik pada umumnya, tapi lebih mirip gedung perkantoran. Memasuki area pabrik, terlihat suasana yang terjaga kebersihan dan ketertiban. 

Sebagai pusat produksi barang elektronik yang rentan debu, setiap orang yang masuk ke ruang produksi wajib memakai pakaian pelindung, tutup kepala dan pembungkus alas kaki.  

Sama seperti pabrik-pabrik smartphone lain yang pernah dikunjungi ArenaLTE. Namun di sini, tak ada ruang atau lorong sterilisasi debu, sebelum masuk ruang produksi. Di ruang ini, orang yang masuk akan disemprot dengan udara bertekanan tinggi, untuk melepas debu dan kotoran lain dari pakaian. 

Di dalam ruang produksi, nampak berjejer lini produksi dengan para pekerja yang tengah sibuk merakit smartphone. Ada tiga lini produksi, yang memiliki kapasitas maksimum 10 ribu unit smartphone per hari. “Kapasitas maksimum ya, kalau jumlah produksi Honor, itu rahasia,” ujar James. 

Menurut Abidin, Presdir Sat Nusa, produksi smartphone Honor di sini berbentuk SKD (semi knock down). Artinya, Sat Nusa hanya merakit komponen-komponen yang didatangkan dari Cina. Tidak menggunakan komponen yang dibuat Sat Nusa. 

Meskipun, kata Abidin, sebenarnya Sat Nusa sudah mampu membuat bagian-bagian tertentu dari sebuah smartphone. Namun, demi alasan menjaga mutu produk, Honor ingin komponen yang digunakan sepenuhnya berasal dari mereka. 

Proses produksi sendiri dimulai dengan proses kontrol mutu pada komponen-komponen yang datang (impor). Pada proses ini, diseleksi komponen mana yang laik pakai, dan mana yang tidak. Proses ini disebut Incoming Quality Control. Komponen yang cacat disortir dan dikembalikan, yang layak pakai, diteruskan ke tahap proses perakitan (assembling).  

Pada proses perakitan ini, semua komponen tadi dipasangkan pada mother board. Ada sekitar 40 komponen yang dipasangkan di sini. Di antaranya, kamera, tombol finger print, speaker, layar display, baterai, dan lain-lain. 

Selesai dirakit, bagian quality control akan melakukan pemeriksaan, apakah semuanya sudah terpasang dengan benar atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan satu per satu terhadap unit yang sudah dirakit. 

Kelar pemeriksaan rakitan, unit lantas masuk ke proses installing software dan aplikasi. Beres di-install, unit akan diperiksa lagi, diuji, apakah software dan aplikasi berjalan sempurna. Termasuk, menguji tampilan dan kinerja layar. Selesai di proses ini, secara teknis sebenarnya unit sudah siap pakai. 

Berikutnya, unit yang sudah komplit ini masuk ke mesin testing. Mesin ini drancang dan didatangkan khusus oleh Honor. “Mesin ini tak ada di unit produksi brand lain. Ini khusus untuk Honor, dan Honor sendiri yang mendatangkannya ke sini,” ungkap Stanly, Manajer Produksi Sat Nusa. 

James menimpali, Honor memiliki standar mutu sendiri, yang berbeda dengan brand lain. Standar mutu inilah yang harus dijaga, agar, kualitas Honor yang diproduksi di Batam, sama dengan kualitas produk yang dibuat di Cina. “Semua sama, yang membedakan hanyalah orang yang mengerjakannya saja,” ujar James lagi.

Selesai di mesin testing, apakah unit sudah siap di-pack dan dipasarkan? Belum! Unit smartphone harus masuk proses selanjutnya, yang disebut aging process. Pada proses ini, unit smartphone akan dihidupkan dan dijalankan semua fungsinya, digeber sampai delapan jam penuh tanpa jeda. Ini untuk memastikan, unit yang dibuat sudah benar-benar teruji kehandalannya. 

Stanly bilang, untuk Honor tingkat kegagalan unit pada aging test ini hanya 2-3% saja. Di bawah rata-rata yang bisa ditolerir sekitar 5%. “Ini angka yang sangat bagus,” ujar Stanly. Dalam ruang proses aging ini, terdapat lima rak uji, yang masing-masing berkapasitas 700 unit. 

Lulus di proses aging, barulah unit smartphone di-pack, dimasukkan ke boks dengan segala perlengkapannya. Tiap boks dikumpulkan dalam satu kotak karton besar berisi sepuluh unit. 

Sejatinya, unit sudah siap dikirim ke pemilik brand dan dipasarkan. Tetapi, tetap saja ada quality control lagi, yang dilakukan dengan cara mengambil acak unit yang akan dipack. Tujuannya untuk benar-benar mengeliminasi kemungkinan adanya unit yang cacat produksi, lolos ke luar. Ketika unit sudah berstatus outgoing, unit akan dikirimkan ke pihak Honor.

James memaparkan, kenapa Honor menerapkan proses produksi yang teliti dengan banyak lapisan quality control. Sebab, kata dia, salah satu kunci sukses di pasar adalah kualitas produk yang tinggi. “Kualitas produk itu sangat penting untuk memenangkan hati konsumen,” ujarnya. “Dan, Honor sangat berkomitmen untuk itu,” pungkas James.