ArenaLTE.com - Boleh jadi jumlah pengguna operator Smartfren, masih kalah jauh dibanding tiga operator peringkat atas. Tapi, mengawali tahun 2018, operator yang dulunya dikenal sebagai operator CDMA ini, bertekad menggandakan jumlah pelanggannya jadi dua kali lipat. “Tahun ini kami menargetkan jumlah pelanggan dua kali lipat. Dari 12 juta, menjadi 20 juta lebih pelanggan,” kata Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO PT Smartfren Telecom, di Jakarta, Kamis (8/2).
 
Terdengar sangat ambisius, mengingat pasar seluler di Tanah Air sudah jenuh. Jumlah pengguna keseluruhan sudah melebihi populasi penduduk. Jadi, kalau mau menambah pelanggan, artinya Smartfren harus bisa “merebut” pelanggan operator saingan. Bukan pekerjaan mudah, tapi seperti yang ditegaskan Djoko, untuk bisa melakukan itu, Smartfren harus punya sesuatu yang lebih oke.  
 
Smartfren sudah menyiapkan strategi untuk itu. Djoko mengungkapkan, mereka akan (kembali) memperkuat brand Andromax, sebagai produk yang melekat dengan layanan Smartfren. Andromax memang berhasil menjadi salah satu penyokong eksistensi Smartfren, namun setahun terakhir, brand ini terkesan tak terurus.
 
Kini, Andromax akan kembali dirancang sebagai ujung tombak untuk memenangi persaingan. Selain menyediakan perangkat Andromax yang sangat terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat, juga disertai dengan paket layanan 4G Unlimited. “Dengan tarif IDR100 ribu, sudah bisa menggunakan layanan 4G LTE Advance dari Smartfren secara tak terbatas,” ujar Djoko.
 
Meski mengandalkan Andromax, Smartfren tetap tak melupakan pilihan lain yang jadi kebutuhan pengguna. Itu dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan brand-brand (handset) dunia, untuk melengkapi program bundling dengan layanan 4G LTE Advance Smartfren.
 
Langkah lainnya adalah menyempurnakan system customer experience management system (CEMS). Ini adalah system yang dikembangkan Smartfen, untuk mengerti apa yang dialami pelanggan ketika menggunakan jaringan Smartfren, serta memahami perilaku pelanggan secara detil. Dengan itu, problem yang dialami pelanggan dapat diketahui dengan cepat, dan diselesaikan dengan lebih cepat pula.
 
Sistem ini dapat pula menganalisa perilaku pelanggan. Dari mulai kecenderungan penggunaan data per hari hingga per bulan, aplikasi yang paling banyak diakses, hingga perilaku penggunaan kuota data per bulannya. Data-data itu akan menjadi acuan untuk menghadirkan produk, layanan dan pengembangan jaringan ke depannya.

Massive MIMO Smartfren

Namun yang terpenting dari itu adalah peningkatan stabilitas dan kualitas jaringan. Untuk itu Smartfren mengaplikasikan teknologi massive MIMO, yang mampu meningkatkan kecepatan dan stabilitas koneksi internet. “Massive MIMO sama sekali berbeda dengan MIMO. Teknologi ini mengefisienkan penggunaan spectrum, sehingga meningkatkan kualitas koneksi dari antenna ke handset,” jelas Munir Syahdan Prabowo, VP Technology Relations & Special Project Smartfren.
 
Massive MIMO, terang Munir, bekerja dengan membagi beam dari antenna ke dalam sejumlah kanal. Pembagian ini berfungsi mendistribusikan kapasitas dan kecepatan koneksi secara merata kepada masing-masing pengguna. “Berbeda dengan MIMO biasa yang menggunakan single beam. Ini menjamin setiap pengguna (dalam jangkauan antenna) mendapat kecepatan koneksi merata dan lebih stabil,” terang Munir.
 
Pada uji coba yang dilakukan Smartfren di sebuah pusat perbelanjaan di selatan Jakarta, massive MIMO yang digunakan terbukti dapat memberikan kecepatan rata-rata 40 Mbps per user. Sementara uji coba yang dilakukan di laboratorium, hasilnya lebih tinggi lagi. Teknologi ini, kata Munir, memerlukan teknologi TDD. “Nah, hanya Smartfren yang punya TDD. Jadi hanya Smartfren juga satu-satunya operator di sini yang bisa memakai massive MIMO ini,” papar Munir lagi, sembari menambahkan, massive MIMO kompatibel dengan smartphone 4G manapun.
 
Tahap awal Smartfren berencana memasang antenna massive MIMO pada 200 titik yang berada di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, yang memiliki kepadatan pengguna yang tinggi. Munir menjelaskan, BTS massive MIMO ini tak perlu dipasang di dalam gedung. Cukup digelar di satu spot di luar gedung, karena pancarannya dapat menjangkau seisi gedung.
 
Rencananya, permulaan ini BTS massive MIMO akan dipasang di gedung-gedung di Jakarta dan Surabaya. Ke depannya, aplikasi massive MIMO ini akan terus diperluas ke daerah-daerah yang trafik datanya tinggi. “Nanti disesuaikan dengan kebutuhan saja,” pungkas Munir.