ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Kegiatan uji jaringan menjadi agenda Smartfren untuk membuktikan kesiapan setelah meluncurkan layanan 4G LTE Advanced. Perusahaan memamerkan dengan teknologi LTE Carrier Aggregation Smartfren yang menghasilkan akses internet ultra cepat.

“Smartfren terus memaksimalkan kesiapan jaringan 4G LTE Advanced di kota Jabotabek pada uji jaringan ini. Sehingga diharapkan nantinya performa 4G LTE Advanced Smartfren dapat tampil maksimal untuk melayani masyarakat,” ujar Munir S.P., Head of Network Special Project Smartfren di Tangerang, Banten (12/11).
Baca: Pengguna 4G LTE Smartfren Ditargetkan Capai 1,5 Juta Pelanggan Hingga 2016

carrier aggregationPada kesempatan kunjungan media, anak perusahaan Sinar Mas ini unjuk kebolehan teknologi LTE carrier aggregation Smartfren yang bertempat di network 4G LTE Advanced laboratorium, BSD, Tangerang. Dalam sebuah pengujian menggunakan carrier aggregation ini, Smartfren berhasil mencatatkan kecepatan maksimal hingga 167 Mbps. “Padahal idealnya kecepatan yang kami patok hanya 165 Mbps, namun hasilnya malah lebih baik,” ujar Munir.

Sementara untuk pengujian secara outdoor atau di lapangan, Munir mengaku pihaknya bisa mencatatkan kecepatan maksimal menggunakan teknologi LTE carrier aggregation Smartfren bisa menembus angka 80 Mbps. “Untuk pengujian ini, kami menggunakan 2 carrier TDD dengan lebar pita 10 dan 20 Mhz,” imbuhnya.

Bicara soal layanan 4G LTE tanpa carrier aggregation, Munir mengaku dengan teknologi FDD, Smartfren bisa membukukan kecepatan rata-rata 8 Mbps.  Kecepatan dengan teknologi TDD lebih melesat lagi dengan average sekitar 20-30 Mbps. “Sebenarnya kecepatan ideal dengan FDD ya 1-10 Mbps, sementara dengan TDD bisa 2-100 Mbps,” pungkas Munir.

Kehadiran Smartfren sebagai operator penyelenggara 4G LTE Advanced pertama di Indonesia menunjukkan komitmen operator tersebut untuk selalu cepat dan tanggap dalam mendengarkan kebutuhan pelanggan.  “Khususnya untuk permintaan akses internet cepat dan stabil bagi para pelaku industri, pengguna dengan mobilitas data yang tinggi, pebisnis dan pelajar serta mahasiswa sebagai pengguna mobile data mayoritas di area ini,” tambah Roberto Saputra, Direktur Smartfren.

Dalam rangka perluasan jaringannya, Smartfren menunjuk Nokia Network dan ZTE sebagai produsen perangkat base transceiver station (BTS). Menurut Munir, pengelolaan kawasan mulai dari Jawa Tengah ke Timur menjadi tugas ZTE. Sementara Nokia mendapat prioritas pengelolaan di kawasan Barat, seperti Jakarta hingga Sumatra.
Baca: Nokia Network Bangun Jaringan 4G LTE Advance Smartfren Di Indonesia Barat

Smartfren sendiri, lanjut Munir, saat ini sudah menggunakan sekitar 7000 BTS untuk mendukung layanannya. Sampai akhir tahun, pihaknya memasang target penambahan menjadi total 1000 BTS.