"Mengingat begitu banyaknya informasi pribadi dan sensitif yang kita simpan secara online saat ini, maka pengguna harus mengambil langkah keamanan yang lebih baik lagi, berupa proteksi password yang efektif, untuk melindungi diri mereka. Ini sebenarnya cukup jelas, tetapi sayangnya banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa mereka selalu jatuh ke dalam perangkap membuat password ‘sederhana’ yang salah. Kesalahan-kesalahan ini, pada gilirannya, seperti meninggalkan pintu depan menuju e-mail, rekening bank, file pribadi dan lainnya terbuka lebar bagi penjahat siber", ungkap Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.
Baca :
* Kaspersky Lab Ungkap Ancaman Siber 2016 di 25 Negara di Dunia
* Kaspersky: Kelompok Lanjut Usia Menjadi Target Penipuan Siber
Penelitian menunjukkan sejumlah besar pengguna (hampir satu dari lima – 18%) menghadapi upaya peretasan akun tetapi hanya sedikit yang menerapkan keamanan berupa password yang efektif dan cyber-savvy. Sebagai contoh, hanya sepertiga (30%) pengguna internet membuat password benar-benar baru untuk akun online yang berbeda dan cukup mengkhawatirkan juga satu dari 10 pengguna masih menggunakan password yang sama untuk semua akun online mereka. Apabila password tersebut diretas, maka mereka berisiko setiap akun lain miliknya akan diretas dan dieksploitasi.
Pengguna bahkan tidak menciptakan password yang cukup kuat sehingga dapat melindungi mereka dari peretasan dan pemerasan. Hanya setengah (47%) menggunakan kombinasi huruf besar dan huruf kecil di password mereka dan hanya dua dari tiga (64%) menggunakan campuran huruf dan angka. Ini terlepas dari fakta bahwa pengguna menyadari betul bahwa perbankan online (51%), e-mail (39%) dan akun belanja online (37%) mereka memang membutuhkan password yang kuat.
Ilustrasi hacker (Foto: http://techviral.com)[/caption]
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengguna ‘menganiaya’ password mereka - dengan membagikannya kepada orang lain dan menggunakan metode tidak aman untuk mengingatnya. Hampir sepertiga (28%) berbagi password dengan anggota keluarga terdekat, dan satu dari sepuluh (11%) berbagi password dengan teman-teman mereka, sehingga memungkinkan secara tidak sengaja password bocor. Dari lima pengguna ada lebih dari satu (22%) yang mengaku menulis password mereka di notepad untuk membantu mengingatnya. Bahkan jika password tersebut kuat, perilaku ini membuat pengguna rentan karena orang lain dapat melihat dan menggunakannya.
Mochola melanjutkan, "Internet bisa dikatakan sudah cukup lama berada bersama kita, tetapi pengguna masih saja membuat kesalahan sepele ketika berbicara tentang password untuk akun online. Password terbaik tidak bisa ditemukan dalam kamus. Mereka panjang, dengan huruf besar dan huruf kecil, angka dan tanda baca. Namun, dengan banyaknya akun online yang dimiliki oleh pengguna saat ini, maka bukanlah persoalan yang mudah untuk mengingat password yang aman untuk seluruh akun. Dengan menggunakan solusi manajemen password dapat membantu pengguna mengingat dan menghasilkan password yang kuat untuk meminimalkan risiko peretasan akun online. "