"Sebagai operator 4G LTE, kami membutuhkan konten-konten terkini untuk memperkaya layanan, terutama dalam bentuk live video. Kami melihat Twitter bisa menjadi salah satu cara kami untuk semakin memberikan pengalaman dan pemanfaatan teknologi 4G LTE Smartfren," ujar Revie dalam jumpa pers kerjasama Smartfren dan Twitter di Jakarta (7/9/2016).
Dijelaskan lebih lanjut, kerjasama Smartfren dan Twitter yang disebut bersifat strategis ini akan mempermudah para pelanggan kedua layanan. Pengguna Smartfren memperoleh beragam informasi secara live dari Twitter, baik itu dalam bentuk news collection melalui SMS blast, multimedia broadcast, aplikasi MySmartfren, serta situs resmi Smartfren.
Sebelum dibagikan ke pelanggan, informasi real time yang disajikan tersebut dikurasi terlebih dulu oleh Smartfren. Saat ini, pelanggan 4G LTE Smartfren berjumlah sekitar 2,5 juta yang tersebar di 188 kota di Indonesia. Dari kerja sama ini, tentu saja diharapkan penggunaan layanan data oleh pelanggan semakin meningkat.
Sementara itu mnurut Roy Simangunsong, Country Head Twitter Indonesia, dalam setahun ada 4,1 miliar cuitan dari Indonesia. Ini membuat negara kita masuk dalam 5 besar pengguna Twitter di seluruh dunia. "Sebanyak 77 persen pengguna Twitter di Indonesia aktif setiap harinya. Sebanyak 80 persen di antaranya mengonsumsi video setiap harinya. Sehingga dengan kerjasama Smartfren dan Twitter ini akan semakin memudahkan pengguna mengakses informasi yang beredar di Twitter," ujarnya.
Guna mendukung kerjasama Smartfren dan Twitter ini, operator anak perusahaan Sinar Mas tersebut merilis paket Social Chat yang memberikan kuota internet unlimited untuk chat dan media sosial. Paket ini dibagi menjadi tiga pilihan, yakni Rp 5.000 sehari, Rp 10.000 per minggu, dan Rp 25.000 per bulan.
Dengan berlangganan paket tersebut, pengguna tidak perlu khawatir kuota internetnya habis atau terpotong saat mengakses media sosial maupun chatting. Saat ini kuota unlimite dari Social Chat Data Plan ini hanya dapat di gunakan untuk membuka layanan media sosial Facebook, BBM, Twitter, Path, dan WhatsApp. "Ketika di layanan tersebut ada link yang mengarahkan ke situs di luar itu, maka akan ada informasi bahwa akses internet akan dikenakan biaya," jelas Revie.
