ArenaLTE.com - Era 5G sebagai teknologi berikutnya sudah menjelang. Beberapa operator di sejumlah negara, sudah mengimplementasikan teknologi paling mutakhir ini. Teknologi yang diklaim mampu menghadirkan koneksi mobile internet jauh lebih cepat dibanding teknologi 4G, yang sekarang sedang dipakai secara global.
 
Sebut saja misalnya SK Telecom dari Korea. Lalu ada Vodafone yang beroperasi di Inggris dan Amerika. Negara Abang Sam sendiri ada T-Mobile, Verizon, sebagai operator yang sudah memulai memberi layanan 5G. Cina memiliki China Mobile. Di Benua Kanguru ada Telstra. Dan banyak lagi.
 
Pada negara-negara yang sudah menggelar layanan 5G ini, OpenSignal, lembaga independen asal Inggris yang kerap melakukan pengukuran dan analisa terhadap gelaran layanan dari operator telekom, melakukan hal serupa, mengukur dan menganalisa khusus pada layanan 5G –yang bisa dibilang sebagai layanan 5G tahap awal.
 
Hasil pengukuran OpenSignal yang dilakukan pada rentang waktu awal April hingga Akhir Juni 2019 di sejumlah negara ini, menemukan bahwa layanan 5G paling kencang ada di Amerika. Hasil pengukuran menunjukkan, kecepatan 5G di Negara Koboi ini mencapai angka maksimum 1,8 Gbps. Angka itu 2.7 kali lipatnya dibanding kecepatan maksimum yang didapat dari jaringan 4G.  
 
Switzerland menjadi negara dengan layanan 5G nomor dua paling kencang di dunia. Kecepatan maksimum yang tercatat di negeri itu mencapai 1,145 Gbps. Disusul dengan Korea Selatan, yang mencapat angka kecepatan maksimum 1,071 Gbps
 
Ketiga negara dengan koneksi 5G tercepat itu jauh meninggalkan kecepatan 5G di negara-negara Eropa, seperti di Inggris, Spanyol dan Italia. Inggris hanya mencatat kecepatan maksimum 5G di angka 569 Mbps, yang hanya berbeda tipis dengan kecepatan maksimum 4G, yang mencapai kecepatan maksimum 441 Mbps.
 
Spanyol malah lebih tipis lagi beda kecepatan 5G dan 4G-nya. Sementara kecepatan 5G di spanyol maksimum di angka 602 Mbps –lebih tinggi sedikit dari Inggris—kecepatan maksimum 4G di Negara Matador itu mencapai 596 Mbps –malah angka ini lebih tinggi dari 5G di Inggris. Namun OpenSignal memberi catatan, layanan awal 5G di Inggris yang masih terbilang lamban ini karena hanya punya spectrum 40 MHz, yang jauh di bawah kapasitas ideal yang dibutuhkan 5G, yakni 100 MHz.


 
OpenSignal juga memberi catatan, bila di Amerika kecepatan 5G sudah mencapai hampir 2 Gbps, karena di sana sudah memungkinkan untuk memakai mmWave untuk 5G, yang notabene merupakan spectrum kapasitas tinggi dan cepat –walaupun kemampuan coverage-nya sangat terbatas. Dalam artian, butuh banyak BTS. Spektrum mmWave ini belum didapati di negara lain.
 
Pengukuran yang dilakukan OpenSignal ini dilakukan dengan metoda yang mendekati penggunaan sesungguhnya, sehingga didapat pengalaman nyata seperti yang dirasakan pengguna smartphone 5G. Untuk  mengukur pengalaman nyata secara akurat, pengujian OpenSignal dilakukan dengan cara menghubungkan smartphone pengguna kepada server yang sama yang digunakan aplikasi mobile dan website yang popular, yang biasa digunakan pengguna sehari-hari.
 
Di Indonesia sndiri, sejumlah operator sudah menggelar uji coba layanan 5G secara terbatas. Telkomsel bahkan menggelar demonstrasi mobil tanpa pengemudi di arena Asian Games 2018, Senayan, Jakarta. Tetapi pengujian itu dilakukan dalam lingkup terbatas. Belum sepotongpun infrastrktur 5G yang dibangun. Rencananya, Indonesia akan mulai mengimplementasikan 5G pada 2020 mendatang.