ArenaLTE.com - Tri Hutchison dan Indosat Ooredoo yang dikabarkan melakukan merger terungkap melalui pernyataan resmi kedua perusahaan. Hal tersebut juga diperkuat dengan penandatanganan kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi. Dalam siaran resmi tersebut juga diungkapkan bahwa nama perusahaan gabungan itu akan disebut Indosat Ooredoo Hutchison.

Ooredoo Q.P.S.C adalah perusahaan induk dari PT Indosat Tbk dan CK Hutchison Holdings Limited yang menjadi induk PT Hutchison 3 Indonesia, sebagai operator telekomunikasi Tri Indones mengungkapkan bahwa penggabungan kedua perusahaan sebagai langkah luar biasa. Penggabungan dilakukan untuk menciptakan suatu nilai positif untuk para pelanggan dan pemegang saham.

“Dengan adanya kesepakatan ini, kami sekarang bisa fokus untuk menyelesaikan transaksi dan bekerja sama dengan CK Hutchison untuk menggabungkan keahlian dari masing-masing grup telekomunikasi global untuk membangun perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia di Indonesia,” Jelas Aziz Aluthman Fakroo, Director of Ooredoo Group, dalam siaran resminya di Jakarta, Kamis (16/09/2021).

Sejalan dengan pernyataan Aziz, Managing Diretor Ck Hutchison Holding, Canning Fok, mengungkapkan bahwa kesepakatan penggabungan ini untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat dan inovatif di Indoensia. Hal tersebut juga menjadi nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan ke depannya.

Penggabungan yang dianggap sebagai penyatu kekuatan di sektor telekomunikasi Indonesia ini, terlihat dari tingkat kinerja perusahaan yang berbeda terutama pada masa Pandemi. Indosat memang terlihat lebih kokoh yang mampu menghasilkan pendapatan mencapai Rp14,98 triliun pada kuartal II-2021. Angka tersebut naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berbeda dengan pendapatan dari Indosat, Tri sendiri sebenarnya mengalami penurunan pendapatan sekitar Rp6,9 triliun atau turun mencapai 6% YoY. Hal itu juga sejalan dengan jumlah pelanggan, dimana Indosat mencatat sebanyak 60 juta pelanggan, sedangkan Tri Indonesia hanya sekitar 44 Juta pelanggan.