ArenaLTE.com - Kabar tak menyenangkan berhembus dari kandang Sony Mobile di Jepang. Raksasa elektronik dunia itu memutuskan melebur Divisi Mobile Communications –divisi yang membawahi produksi handset Sony, termasuk serial Xperia yang legendaris itu—ke dalam Divisi Imaging Product & Solutions and Home Entertaintment & Sound.
Keputusan itu diambil karena Divisi Sony Mobile terus didera kerugian besar. Menurut laporan yang dikutip dari Nikei, tahun 2018 lalu divisi ini merugi sebesar US$910 juta. Dan menjadi satu-satunya divisi di Sony Group yang mengalami kerugian. Akibatnya, keuntungan divisi lain harus tergerus untuk menambal lubang yang ditinggalkan divisi handset ini.
Penggabungan divisi handset ke dalam satu divisi tunggal yang membawahi semua cabang electronics onsumer itu merupakan langkah strategis yang harus dilakukan Sony, untuk “menyembunyikan” angka kerugian yang diderita. Sekalian memoles neraca keuangan Sony, agar tak nampak “menyedihkan” betul.
Divisi baru hasil penggabungan itu akan diberi nama Electronics Product & Solutions. Shigeki Ishizuka, bekas vice president Imaging Division, ditunjuk untuk memimpin divisi baru ini. Ishizuka dianggap punya kemampuan membenahi kinerja Sony, setelah sukses membawa Imaging Division ke puncak berkat lini produk kamera mirrorless Sony.
Langkah restrukturisasi ini sekaligus menepis kabar bahwa Sony bakal menutup divisi handset-nya. Mereka memutuskan tetap meneruskan produksi handset, yang artinya Sony Xperia yang legendaris itu bakal tetap ada di pasar.
Kabarnya, restrukturisasi perusahaan itu bakal efektif dijalankan pada awal April ini. Namun sebagai konsekuensinya, Sony harus merumahkan separuh pekerja, atau sekitar 2000 orang, yang berada di Sony Mobile Communications. Mereka diberi opsi pensiun dini. Separuhnya lagi, akan ditransfer ke divisi lain, termasuk ke divisi yang baru dibentuk ini. Langkah berikutnya, Sony akan mengurangi skala investasinya untuk pasar Asia Tenggara, dan memilih focus pada pasar Eropa dan Asia Timur. Sebelumnya, mereka juga sudah menarik diri dari pasar Timur Tengah.
Lini produk handset Sony memang kepayahan menghadapi persaingan ketat di industry smartphone. Mereka tak bisa mengimbangi agresivitas pabrikan-pabrikan asal Cina, yang rajin menelurkan produk dengan inovasi terbaru, plus dengan harga yang kompetitif. Sony, cenderung terlihat lamban dalam melakukan terobosan teknologi, dan sepeti kebingungan menentukan arah dan posisinya di pasar.