ArenaLTE.com - Palapa Ring merupakan proyek ambisius yang bertujuan menyediakan akses broadband merata dari ujung barat hingga timur Indonesia. Namun, perjalanannya tak semulus yang diharapkan. Proyek yang mulai diwacanakan sejak 2005 tersebut berjalan sangat lambat meski sangat diperlukan masyarakat khususnya di area yang belum tersentuh internet.
Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, sedangkan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.
Rencananya, Palapa Ring menjadi jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut atau pun lewat daratan.
Proyek Palapa Ring menyediakan koneksi dari barat hingga timur Indonesia. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam keynote speech di ajang peluncuran smartphone baru-baru ini, proses pembangunan untuk di area barat dan tengah sudah dimulai.
“Sementara financial closing pembangunan area timur akan dilakukan awal 2017 nanti, dan seluruhnya ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun 2019,” ujarnya seraya memperlihatkan peta rencana koneksi Palapa Ring kepada audiens.
Lebih lanjut Rudiantara menjelaskan baru 400 dari 514 kabupaten kota di Indonesia yang memiliki akses broadband. Sehingga masih ada 114 titik yang harus diselesaikan dengan bekerjasama dengan operator. Dari 114 titik ada 57 titik yang akan ditangani oleh pemerintah, misalnya Natuna yang merupakan titik strategis Indonesia dengan Laut Cina selatan, serta daerah timur lainnya.
“Di Papua itu harus bayar lebih mahal karena infrastruktur yang harus dibangun oleh operator itu lebih mahal. Kalau begitu pemerintah yang akan step in untuk membangun area yang tidak dibangun oleh operator,” tuturnya.
Selain 57 kabupaten, ada 28 titik yang juga turut akan dibangun sebagai penyambung dengan titik yang sudah ada. Hal ini dilakukan agar seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati akses internet cepat. “
Saat ini, rata-rata kecepatan internet di Jakarta adalah 7 megabyte persecond. Namun, saudara-saudara kita yang ada di Papua hanya bisa menikmati internet dengan kecepatan sekitar 300 kilobyte per second saja. Kalau kita tidak bangun daerah timur, mereka akan terus menggunakan 2G dan menggunakan satelit sehingga biayanya makin mahal,” pungkasnya.