ArenaLTE.com - Para penjahat siber selalu menemukan cara terbaik untuk meraih keuntungan jahat mereka, bahkan dari seorang gamer online sekalipun. Saat game online mulai marak di industri saat ini, para penjahat siber mulai mengambil keuntungan dengan meretasnya dan menjualnya di pasaran. Akun pemilik game memiliki kerentanan yang cukup serius, baik soal data mereka maupun hal lainnya yang beresiko tinggi.

Dalam penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab, mengungkapkan bahwa usia gamer online yang berada di rentang 25 hingga 24 tahun, ada sekitar 64% dan sekitar 67% berada pada usia 16 hingga 24 tahun dari jumlah responden yang dikumpulkan analis. Dengan besarnya jumlah tersebut memungkin para penjahat siber meraih keuntungan dua kali lipat, penjualan akun dan data pribadi pengguna.

Saat ini, pengguna game online global - seperti platform online popular Steam, PlayStation Network dan Xbox Live – diperkirakan berjumlah antara 2,2 hingga 2,6 miliar dan masih akan terus bertambah. Fakta ini yang menjadikan industri game online menjadi target yang sangat menguntungkan bagi penjahat siber untuk mengganggu operasional game online dan mendapatkan akses ke data-data pengguna seperti informasi mengenai password dan kartu bank, yang ditunjukkan dengan jelas oleh serangan yang baru-baru ini terjadi di platform Xbox dan PlayStation.

Dari pengguna yang mengalami serangan percobaan ataupun sukses di salah satu akun online mereka, 16% mengakui bahwa akun game online mereka menjadi target, angka ini meningkat menjadi 21% untuk kaum pria. Dan, sebanyak 55% pengguna tidak dapat dengan segera mengembalikan detail akun game mereka jika hilang, maka efek samping seperti perasaan merana yang ditimbulkan serangan semacam itu menjadi meningkat secara signifikan.

Sangat jelas bahwa akun-akun ini sangat penting bagi pemiliknya. Alih-alih menjadi aktivitas yang diperuntukkan di rumah, game online sekarang ini menjadi hal utama dalam kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar orang, seperti yang digambarkan oleh fakta bahwa hampir satu dari tiga orang (27%) secara teratur menggunakan smartphone untuk bermain game online.

Meskipun hal ini menjadikan perangkat tidak aman, hampir seperempat (23%) orang menggunakan Wi-Fi publik untuk masuk ke akun game online dan 56% mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan pengamanan tambahan saat menggunakan jaringan publik, yang menghadirkan risiko keamanan. Bahaya ini semakin meningkat oleh fakta bahwa hanya 5% pengguna yang memilih akun game online mereka sebagai satu dari tiga akun online yang memerlukan password terkuat.

Apalagi dengan semakin banyaknya profil online yang saling terhubung, maka korban dengan mudah bisa kehilangan akses ke beberapa akun lainnya - seperti akun email dan media sosial yang juga sangat penting bagi mereka - melalui berbagai cara. Meskipun serangan bisa mengganggu sisi emosional dari pengguna amatir, sayangnya tidak dengan para gamer profesional yang terkena dampak lebih serius, bahkan berpotensi kehilangan pendapatan berharga.

"Saat ini, data-data pribadi yang tersedia secara online menjadi harta karun terbesar bagi penjahat siber, dan memberikan mereka lebih banyak peluang daripada sebelumnya untuk mencuri data-data pribadi tersebut, yang kemudian dapat mereka jual di pasar gelap digital," ungkap Andrei Mochola, Head of Consumer BusinessKaspersky Lab.

Untuk membantu melindungi akun dari gamer online, Kaspersky Lab di beberapa solusi perusahaanmenyertakan password manager untuk membantu pengguna menjaga agar informasinya tetap aman, seperti fitur Kaspersky Password Manager di solusi Kaspersky Total Security.

Fitur ini menyimpan semua kata sandi pengguna di brankas digital yang aman dan menyediakan akses mudah ke PC, Mac dan smartphone. Generator kata kunci secara otomatis melakukan kerja keras bagi pengguna dengan membuat kata kunci yang kuat dan tangguh, sementara pengguna hanya perlu mengingat satu password utama untuk mengakses semua akun online mereka sehingga jauh lebih mudah diingat dibandingkan harus mengingat beberapa password.