Awalnya, regulator penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) masih mempertimbangkan akan melarang atau memperbolehkan Galaxy Note 7 untuk mengikuti penerbangan.
Namun statusnya telah berubah. Kini FAA telah mengambil keputusan dengan tegas menyarankan penumpang untuk tak mengaktifkan atau mengisi daya Galaxy Note 7 saat berada di pesawat.
"Menindaklanjuti kejadian yang terjadi belakangan ini, serta berkaitan dengan penarikan perangkat Galaxy Note 7, Federal Aviation Administration menyarankan dengan keras kepada penumpang untuk tak mengaktifkan dan mengisi daya perangkat tersebut ketika berada dalam penerbangan serta di dalam bagasi," demikian bunyi pernyataan FAA dilansir dari website resminya.
Statemen yang dikeluarkan FAA tersebut sontak mendapat perhatian serius maskapai penerbangan. Karena otoritas penerbangan tersebut dikenal sangat jarang melakukan penyebutan merek ponsel secara spesifik dalam panduan mengenai barang berbahaya. Di Australia, maskapai sipil Qantas, Virgin Australia, dan Jetstar segera meminta penumpang untuk tak menggunakan dan mengisi daya Galaxy Note 7 saat dalam penerbangan. Menyusul di Indonesia, beberapa maskapai penerbangan pun ikut mengeluarkan statemen.
Baca juga:
*Galaxy Note7 Meledak Bukti Produsen Kurang Perhatian Pada Baterai & Charger
*Waduh, Samsung Galaxy Note 7 Ditarik Dari Peredaran?
*Ini Dia 7 Fitur Penting Samsung Galaxy Note 7
Garuda Indonesia pada Minggu (11/9/2016) dengan luas menyebut bahwa pihaknya merespon imbauan dari FAA, maka maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia secara resmi menyampaikan imbauan kepada seluruh penumpang untuk tidak mengoperasikan perangkat Samsung Galaxy Note 7 di seluruh penerbangan Garuda Indonesia.
"Garuda Indonesia secara tegas memang mengimbau kepada seluruh penumpang untuk tidak mengoperasikan handphone selama penerbangan. Terkait imbauan FAA mengenai Samsung Galaxy Note 7 ini, Garuda Indonesia mengimbau penumpang untuk tidak menyalakan – bahkan tidak dalam airplane mode – mengisi / recharge baterai, juga tidak memasukkan perangkat ponsel tersebut pada bagasi penumpang,” kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar, seperti dilansir dari website Garuda Indonesia.
Sementara itu manajemen maskapai Sriwijaya Air dan Lion Air pun turut menerapkan aturan yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan sipil Federation Aviation Administration (FAA) terkait pelarangan pemakaian Galaxy Note 7 di dalam pesawat.
Di tingkat Asia, sejumlah maskapai penerbangan juga menerapkan kebijakan serupa yaitu Air Asia, Malaysia Airlines, dan Singapore Airlines.
Reaksi Samsung
Berkaitan dengan produknya yang membuat heboh tersebut, Samsung pun segera memberikan perhatian serius karena ini menyangkut reputasi. Dalam sebuah pernyataan di website Samsung (10/9/2016), disebutkan lebih dari seminggu yang lalu, Samsung mengumumkan program pergantian global untuk Samsung Galaxy Note7 karena masalah sel baterai. Sejak saat itu, perusahaan asal Korea Selatan ini bekerja keras untuk mempercepat pengiriman produk dalam rangka memenuhi program pertukaran dan mengurangi ketidaknyamanan bagi pelanggan.
"Prioritas nomor satu kami adalah keselamatan pengguna. Kami meminta pengguna untuk menonaktifkan Galaxy Note7 dan melakukan penukaran unit sesegera mungkin," kata DJ Koh, President of Mobile Communications Business Samsung Electronics.