ArenaLTE.com - Ericsson meluncurkan portofolio RAN Compute, yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan penyedia layanan atau operator akan fleksibilitas yang lebih besar dalam penyelenggaraan fungsi perangkat lunak dan perangkat keras Radio Access Network (RAN). Portofolio RAN Compute mencakup semua modul basebands yang ada, sebagai tambahan dari empat produk RAN Compute baru yang menyediakan hingga tiga kali lipat kapasitas modul basebands saat ini.
RAN Compute adalah arsitektur yang memungkinkan penyedia layanan mendistribusikan fungsi RAN secara fleksibel - seperti beamforming dan kontrol radio - yang diperlukan untuk menyempurnakan kinerja penggunaan, serta mengurangi total biaya kepemilikan. Dua jenis modul Basebands RAN Compute yang baru memungkinkan penyedia layanan untuk menyelenggarakan fungsi RAN secara terpusat, atau di lokasi radio, sedangkan di lain pihak dua RAN Compute Radio Processors yang baru memungkinkan fungsi RAN ditempatkan lebih dekat ke radio untuk meningkatkan mobile broadband, aplikasi latensi ultra-rendah sambil mengurangi penggunaan ruang di lokasi.
Jerry Soper, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, mengatakan, “5G memungkinkan latensi rendah, kecepatan dan keandalan yang tinggi - menjadikannya salah satu infrastruktur terpenting untuk digitalisasi industri dan mempercepat ambisi Pemerintah untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0. Solusi yang kami luncurkan hari ini menawarkan sebuah platform 5G yang lebih luas dan bisa beradaptasi dengan baik sehingga penyedia layanan mobile akan lebih mudah melakukan implementasi 5G.”
Sesuai dengan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2018, pada akhir tahun 2023, trafik data global diproyeksikan akan tumbuhsebesar 40 persen per tahun dengan lebih dari 20 persen trafik data seluler di seluruh dunia diperkirakan akan menggunakan jaringan 5G. Tentunya dengan trafik data 1,5 kali lebih banyak dari total trafik data yang dilayani jaringan 4G/3G/2G hari ini,jaringan seluler harus mengatasi lonjakan trafik ini untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Video mewakili lebih dari 50% volume data di sebagian besar jaringan saat ini, memberikan tekanan pada jaringan yang memengaruhipengalaman pelanggan. Tren trafik data seluler global juga tercermin di Indonesia.
Jerry Soper mengatakan “Ericsson adalah mitra pilihan bagi operator telekomunikasi di Indonesia untuk memastikan migrasi tanpa hambatan dari 4G ke 5G. Melalui portofolio solusi 5G-ready kami, termasuk produk perangkat keras dan perangkat lunak yang baru diluncurkan, operator akan mampu mengelola jaringan mereka secara efisien, dan pada saat yang sama menurunkan total biaya yang diperlukan untuk pengembangan dan peyelenggaraan 5G.”
Migrasi jaringan lebih mulus dengan Ericsson Spectrum Sharing
Ericsson juga meluncurkan perangkat lunak Ericsson Spectrum Sharing baru, yang meningkatkan keser bagunaan Ericsson Radio System untuk implementasi 5G. Teknologi perangkat lunak ini memberi penyedia layanan (service provider) peluang yang lebih besar untuk mengaktifkan 5G dan mempercepat proses penjangkauan jaringan.
Ericsson Spectrum Sharing memungkinkan migrasi jaringan yang mulus dan cepat melalui dukungan simultan dan dinamis 4G dan 5G dalam spektrum yang sama menggunakan Ericsson Radio System, saat operator siap untuk melakukan transisi. Fungsionalitas baru ini dapat diimplementasikan melalui instalasi perangkat lunak secararemote pada radio dengan Sistem Radio Ericsson yang telah ada sejak 2015.
Kemampuan ini akan memungkinkan penyedia layanan untuk memberikan jangkauan 5G di tingkat nasional dengan strategi migrasi spektrum yang jauh lebih fleksibel - menghindari kebutuhan untuk mengalokasikan spektrum khusus hanya untuk 5G yang nantinya berdampak negatif terhadap kinerja 4G. Solusi Spectrum Sharing Ericsson akan memungkinkan operator Indonesia untuk memberikan end-user experience yang unggul dengan cara yang paling hemat biaya.