ArenaLTE.com - Hasil studi yang dilakukan Opera mengenai penilaian keamanan privasi pada aplikasi Belanja langsung mendapat reaksi dari pelaku e-commerce. Situs Bukalapak.com menyanggah hasil riset tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya menjamin data pribadi pengguna mereka tak akan bocor ke pihak lain.
Berdasarkan artikel berjudul “Hati-Hati, 50% Aplikasi E-Commerce Termasuk Bukalapak & OLX Lacak Informasi Pribadi Konsumen”, pihak Bukalapak.com menghubungi ArenaLTE.com untuk melakukan klarifikasi.
Evi Andarini, Public Relations Manager Bukalapak, melalui jasa PR Agency Ogilvy, menyatakan bahwa semua data dari aplikasi Bukalapak diamankan lewat protokol HTTPS, yang menyebabkan data pribadi pengguna Bukalapak dienkripsi dan tidak dapat dibaca oleh pihak lain, baik melalui jaringan seluler maupun melalui jaringan Wi-Fi publik.
"Bukalapak juga bekerja sama dengan payment gateway yang menerapkan standar keamanan PCI DSS yang menjamin data pembayaran pengguna tidak akan bocor ke pihak lain. Bukalapak selalu mengutamakan keamanan pengguna, sehingga pernyataan bahwa Bukalapak melakukan pembocoran data tidaklah benar," tegas Evi.
Dijelaskan, Bukalapak sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam menerapkan konsep data-driven experience di Indonesia, mengumpulkan banyak data tentang pengalaman pengguna selama berbelanja di Bukalapak, baik secara langsung maupun bekerja sama dengan pihak ketiga, untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi pengguna.
Data pengguna tersebut hanya digunakan untuk keperluan internal Bukalapak dan keperluan tersebut tidak mengandung data sensitif seperti rekening bank atau informasi kartu kredit. Informasi tentang keamanan Bukalapak bisa dibaca di laman Panduan Keamanan.
Sebelumya, diberitakan Opera melakukan penelitan melalui 60 aplikasi belanja paling populer ditinjau menggunakan modus privasi di aplikasi ini. Penelitian menunjukkan bahwa informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian dan nomor telepon dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 96% dari aplikasi e-commerce tidak menggunakan enkripsi penuh untuk menghubungkan aplikasi ke server mereka. Hal ini menimbulkan risiko privasi untuk pembeli online ketika mereka menggunakan aplikasi ini.