ArenaLTE.com -
 
Pertumbuhan kelas menengah yang besar di negara berkembang menjadi potensi bisnis yang besar untuk membangun startup.

 
Pertumbuhan penduduk kelas menengah di Asia kian menambah kekuatan ekonomi kawasan ini di kancah internasional. Penduduk kelas menengah berhasil menyulap sektor manufaktur dan infrastruktur menjadi pilar-pilar bagi pertumbuhan ekonomi global. Diprediksi, pada tahun 2020 nanti lebih dari setengah warga kelas menengah berada di Asia.

Pertumbuhan kelas menengah yang besar ini menjadi potensi bisnis yang menarik di mata investor. Hal ini membuat bertumbuhnya sejumlah besar startup yang fokus di kawasan ini terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Yang mana pertumbuhan penduduknya memperlihatkan potensi pasar yang bisa dimanfaatkan cukup besar. Menurut portal properti Lamudi, setidaknya ada 5 alasan utama kelebihan membangun startup di negara berkembang.

1. Dukungan pemerintah

Banyak pemerintah di pasar negara berkembang sedang meletakkan dasar-dasar untuk terciptanya lingkungan bisnis yang berkembang. Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara berambisi untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 1 miliar atau sebesar IDR 13 triliun, untuk dukungan membangun startup lokal di Indonesia. Dengan perkiraan 50 juta pengusaha di Indonesia, ini dapat menjadi kesinambungan untuk mengubah bangsa menjadi raksasa teknologi di Asia Tenggara.

Di negara lain, perhatian pemerintah kepada industri startup juga cukup besar. Sebagai contoh, dana $ 100.000.000 diajukan oleh pemerintah Malaysia untuk menciptakan industri teknologi tinggi masa depan. Bahkan di Afrika sana, pemerintah Kenya menginvestasikan $ 10 miliar pada pusat teknologi digital. The Konza Techno City, dekat Nairobi, telah dijuluki Savannah Digital.

2. Dividen populasi

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia - setelah China, India, dan Amerika Serikat - dengan populasi lebih dari 256 juta orang. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia. Populasinya pun sebagian besar berusia muda, dan keadaan ini memberikan kesempatan perkembangan dengan konsumen seiring siklus hidup produk.

Sebuah populasi yang besar setara dengan lebih banyak konsumsi. Di negara berkembang, populasi besar telah memicu konsumsi yang mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dengan level ekonomi yang bahkan tidak dapat dicapai di Eropa atau negara maju. Bayangkan betapa besarnya peluang untuk membangun startup di sini.

3. Biaya yang Lebih Rendah

Biaya operasi di negara berkembang jauh lebih kompetitif. Harga untuk sewa kantor jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kota – kota seperti San Francisco atau London. Rata-rata harga sewa kantor di CBD Jakarta adalah 37 USD per meter persegi. Bandingkan dengan harga sewa di West End London yang mencapai 2.194 USD.

Biaya tenaga kerja juga jauh lebih rendah. Di Filipina, rata-rata gaji seorang programmer komputer adalah 4.927 USD; sedangkan di San Francisco mencapai 69.000 USD. Melihat biaya staf dan biaya sewa, maka biaya membangun startup akan jauh lebih rendah sehingga dapat mencapai keuntungan lebih cepat. Penulis pernah mewawancarai Lars Oleson, CEO Ice House. Mereka memilih untuk membangun startup di Jakarta sebagai kantor pusatnya. Salah satu alasan utamanya adalah karena biaya yang lebih terjangkau di sini baik untuk sewa kantor maupun karyawan.
Baca juga: Indosat Kucurkan Modal Hingga USD50 Ribu untuk Program Startup Akselerator Ideabox

Mengembangkan Startup Lokal
Ilustrasi mengembangkan startup lokal (Foto: appsco.id)[/caption]

4. Menjadi Pemimpin

Di pasar negara berkembang, membangun startup memiliki kesempatan menjadi yang pertama di jenisnya. Dengan kompetisi yang lebih sedikit, dapat mencapai keuntungan dengan cepat atau menjadi pemain utama hanya dalam waktu singkat. Dengan teknologi canggih, sangat mungkin untuk menjalani persaingan dengan mudah; pada saat startup lain masih berusaha mengejar ketertinggalan, startup Anda sudah menjadi pemimpin di jenisnya.

Global Co-founder dan Managing Director Lamudi, Kian Moini mengatakan sejak Lamudi diluncurkan pada Oktober 2013, telah menjadi pemimpin di sejumlah pasar negara berkembang termasuk Bangladesh, Filipina, Yordania, Arab Saudi dan Myanmar. Perkembangan dalam waktu singkat seperti ini akan lebih sulit tercapai di pasar yang telah mapan, dimana mencari properti secara online mencakup praktik yang lebih luas.

Dengan memperkenalkan layanan yang masih belum tersedia, startup memiliki kesempatan untuk membentuk industri mereka, mendidik konsumen dan memimpin perkembangan pasar.

5. Bergeser ke Ponsel

Membangun startup yang berfokus pada pasar negara berkembang dapat meraup keuntungan dari peningkatan pesat dalam penetrasi internet dengan pergeseran dari desktop ke ponsel dan aplikasi. Sebagai startup, jika memiliki aplikasi yang mudah digunakan, Anda akan bertahan. Biaya tinggi terkait dengan penggunaan internet di negara berkembang membuat aplikasi lebih menarik untuk berinteraksi dengan perusahaan online. Bila startup Anda memiliki tampilan aplikasi mobile atau mobile browser yang rapi di pasar online, maka bisa dikatakan Anda telah memegang kuncinya.