ArenaLTE.com - Tahun 2018 dengan manis dibuka oleh Vivo bersama Synaptics dengan menghadirkan fitur pemindai sidik jari bawah layar atau In-Display Fingerprint Technology, menjadikannya sebagai produsen pertama di-dunia yang membenamkan teknologi ini pada smartphone siap produksi. Konsistensi Vivo dalam inovasi fitur ini tentu saja tidak lepas dari tim Riset dan Pengembangan (R&D) independen Vivo yang tersebar di 7 negara.
1.600 Ahli Untuk Pengembangan Teknologi dan Riset
Telah mengantongi sertfikasi International Quality System Authentication of ISO9002, serta prosedur inspeksi lainnya secara kontinyu, Vivo memastikan 1.600 personil khusus R&D mereka terus menghadirkan rangkaian smartphone berkualitas dengan standar global.
Saat ini, Vivo memiliki 7 pusat penelitian dan pengembangan, yaitu: Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang'an di China, serta San Diego dan Sillicon Valley di Amerika Serikat.
Memperkenalkan berbagai fitur pada smartphone V-series, X-series, Y-series di berbagai negara, beberapa inovasi yang telah dihasilkan, seperti: Hi-Fi Audio Chips pada smartphone pertama di-dunia, Peningkatan resolusi kamera depan pada V-series, Teknologi rintisan 5G yang diperkenalkan pada Global TD-LTE Initiative (GTI) Summit 2017, serta Inovasi layar bezel-less “FullView Display” yang juga dapat dinikmati pada Vivo V7 dan V7+.
Pusat Pengembangan Teknologi Fotografi Smartphone
Pusat R&D Vivo Hangzhou mengambil peran khusus untuk inovasi pada aspek fotografi smartphone. Terintegrasi dengan pusat R&D di San Diego dan Sillicon Valley, Amerika Serikat, teknologi fotografi yang mencakup algoritma dan aspek fundamental lainnya terus dikembangkan, termasuk untuk V-series yang menjadi seri unggulan Vivo di Indonesia. Salah satu inovasinya adalah smartphone dengan resolusi kamera depan terbesar 24MP, yang telah dibenamkan pada V7+, serta Vivo V7.
Indonesia sebagai Salah Satu Basis Produksi Vivo
Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Indonesia menyatakan, sejak awal berdiri pada tahun 2009, inovasi pada kamera, musik, dengan desain stylish telah menjadi fokus Vivo di pasar global, termasuk Indonesia. Dengan target audiens anak muda, inovasi yang kontinuu pun menjadi kekuatan Vivo menghadapi persaingan dipasar smartphone yang semakin sengit.
Mengenai potensi dibukanya pusat riset dan pengembangan Vivo di Indonesia, Edy menyatakan “Saat ini, kita mantapkan dulu basis produksi untuk memenuhi permintaan domestik. Rencana investasi lainnya kedepan, termasuk pengembangan pusat riset dan pengembangan, terus dipertimbangkan”
Edy menambahkan, konsumen Indonesia juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi dan riset pasar Vivo “Konsumen Indonesia yang sangat beragam juga menjadi inspirasi, inovasi teknologi apa selanjutnya yang harus dihadirkan Vivo untuk pasar Asia Tenggara”. pungkasnya.