ArenaLTE.com - Hampir semua orang semuanya berharap memiliki smartphone dengan baterai tipe baru yang tahan lama plus dapat di-charge dengan waktu singkat. Ini adalah masalah yang dihadapi hampir semua orang dengan smartphone. Baterai hampir habis, namun mereka tidak punya cukup waktu untuk mengisi ulang baterai sampai penuh. Biasanya diperlukan minimal satu jam bahkan lebih untuk mengisi penuh baterai ponsel dari nol.
Berkat terobosan teknologi, sebuah baterai tipe baru yang dibuat dengan kapsul kecil diisi berisi aluminium hanya memerlukan waktu maksimal 6 menit untuk terisi penuh. Ini artinya Anda bisa mengisi ponsel sambil masak mie instan dan begitu mie siap disantap, baterai sudah terisi penuh.
Baterai tipe baru ini juga memiliki empat kali kapasitas baterai lithium ion saat ini dan degradasi lebih penggunan lebih sedikit. Baterai ini menggunakan nanopartikel aluminium, yang membentuk inti dalam cangkang titanium dioksida. Hal ini memungkinkan aluminium untuk membesar dan bersinggungan seraya baterai diisi ulang atau digunakan.
Baterai lithium ion saat ini menggunakan grafit, sebuah senyawa karbon, sebagai pembentuk utamanya. Nah, sayangnya grafit ini memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas. Logam seperti lithium dapat menyimpan 10 kali lebih banyak energi tetapi tidak stabil dan dapat terbakar atau mengalami hubungan pendek. Lapisan yang terus berubah, lama kelamaan akan mengkonsumsi lithium-ion dan mengurangi kapasitas baterai dari waktu ke waktu.
Dengan membungkus inti aluminium yang menjadi komponen utama baterai tipe baru, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology dan Tsinghua University, Beijing, menemukan alumunium dapat dengan bebas menyusut dan memperlebar diri.
Karena baterai tipe baru ini dapat menyesuaikan diri terhadap daya yang diterima, maka tidak akan rentan terhadap degradasi - yang berarti smartphone masa depan mungkin tidak mengalami penurunan kapasitas daya dari waktu ke waktu. Bahan tersebut sekaligus mempercepat waktu pengisian baterai.
MIT mengklaim bahwa sel listrik baterai tipe baru besutan mereka sangat murah untuk diproduksi, sehingga pihak vendor ponsel tidak perlu khawatir akan melonjaknya biaya produksi. Melihat hal ini, mungkin tidak terlalu lama sebelum baterai ini diproduksi massal untuk adopsi konsumen.