ArenaLTE.com - Kebutuhan investasi penyediaan tenaga listrik di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun ke depan diprediksi mencapai angka USD 154 Milyar. Sedangkan kebutuhan pembangunan jaringan telekomunikasi fiber optic sebesar 5,4 juta Homepass per tahun. Berangkat dari kebutuhan tersebut, PT. Voksel Electric Tbk, sebagai pabrikan utama kabel power dan telekomunikasi terus menggenjot kapasitas produksi. Tak hanya untuk pasar domestik, tetapi juga mancanegara.
David Lius, Presiden Direktur PT. Voksel Electric Tbk, mengungkapkan untuk power cable aluminium pihaknya memproduksi sekitar 6,000 ton per bulan, power cable – copper 2,000 ton per bulan. Sedangkan Fiber optic Cable, Voksel mampu menyerap pemakaian fiber core sebanyak 150.000 sckm per bulan.
"Saat ini segmentasi pasar power cable Voksel terbesar adalah PLN (persero) diikuti oleh beberapa perusahaan BUMN, dan kontraktor swasta baik lokal maupun international. Untuk pasar retail, Voksel menguasai sekitar 30 - 40 %. Sedangkan untuk kabel fiber optic, pasar terbesar kami adalah PT Telkom Indonesia yang mencapai 70%," ujar David.
David Lius, Presiden Direktur PT. Voksel Electric Tbk[/caption]
Dijelaskan lebih lanjut, selain pasar dalam negeri, pihaknya juga membidik pasar eksport. Volume power cable yang di eksport pernah mencapai 40% dari total penjualan dalam beberapa tahun terakhir dengan total lebih dari 60 negara. Beberapa negara di antaranya Singapura, Brunei, Filipina, Malaysia, Thailand, Hong Kong, India, Jepang, Korea, Australia, Mesir, Brazil, Dubai.
David menegaskan bahwa seluruh proses produksi tersebut 100% dilakukan di Indonesia. Lokasi pabrik Voksel tepatnya di Jalan Raya Narogong KM 16, Cileungsi Bogor. Perusahaan yang memulai bisnis power cable sejak tahun 1971 dan fiber optic sejak tahun 1987, saat ini mempekerjakan sekitar 1300 karyawan.
Seiring dengan Peraturan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Industri Listrik dalam negeri dengan penggunaan Produksi Dalam Negeri secara optimal, saat ini kabel Voksel telah memperoleh Sertifikat TKDN dari Kementrian Perindustrian dengan pencapaian Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 95%.
“Konten lokal menjadi salah satu kekuatan kami terutama untuk Produk Konduktor yang berkaitan langsung dengan Proyek Transmisi 46.000 KMS terkait Program 35.000 MW dimana produk konduktor kami sudah mencapai TKDN 95%,” jelas David.
Perusahaan yang melantai di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1990 ini menargetkan untuk terus meningkatkan penguasaan pasar, melakukan inovasi produk, peremajaan mesin dan alat produksi.