ArenaLTE.com - Beberapa penelitian terbaru dari Kaspersky telah mengungkapkan bahwa perusahaan telah mewaspadai upaya serangan siber berupa pelanggaran data dan ransomware.

Namun, statistik baru dari perusahaan keamanan siber global ini menunjukkan bahwa ancaman terbesar dalam usaha kecil dan menengah (UKM) di Asia Tenggara bukanlah keduanya, melainkan para penambang kripto (miners) atau juga disebut CryptoJacking.

Hanya dalam tiga bulan pertama tahun 2020, solusi Kaspersky telah menggagalkan lebih dari satu juta upaya penambangan terhadap perangkat bisnis di Asia Tenggara dengan jumlah karyawan sebanyak 20-250 orang. Ini 12% lebih tinggi dibandingkan dengan 949.592 insiden penambangan yang diblokir pada periode yang sama tahun lalu.

Jumlah total upaya penambangan yang terdeteksi pada kuartal pertama tahun ini juga secara signifikan lebih banyak dari 834.993 upaya phishing dan 269.204 deteksi ransomware terhadap UKM di wilayah tersebut.

“para penambang kripto (miners) atau juga disebut CryptoJacking merusak lebih ringan dibandingkan dengan ransomware, pelanggaran data, dan sejenisnya, namun tetap merupakan risiko yang harus dipertimbangkan oleh sektor UKM secara serius. Para pelaku kejahatan siber di balik serangan ini menggunakan sumber daya kita, listrik, bandwidth data dan hardware perangkat,” ungkap Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Penambangan kripto berbahaya, juga dikenal sebagai cryptojacking, yaitu serangan yang dapat menimbulkan kerugian baik langsung maupun tidak langsung bagi bisnis. Penambang kripto yang menginfeksi komputer pengguna pada dasarnya beroperasi sesuai dengan model bisnis yang sama dengan program ransomware: kekuatan komputasi target dimanfaatkan untuk memperkaya para pelaku kejahatan siber.

Selain bertambahnya substansial dalam konsumsi listrik dan penggunaan CPU, penambangan meningkatkan keausan pada perangkat keras dengan pemrosesan inti (processing core), termasuk yang berada di dalam kartu grafis diskrit, yang bekerja keras untuk menambang kripto yang sudah rusak.

Bandwidth yang terbuang juga mengurangi kecepatan dan efisiensi beban kerja komputasi yang sah. Selain itu, malware cryptojacking dapat membanjiri sistem, menyebabkan masalah kinerja yang cukup merusak, dan memiliki efek langsung pada jaringan bisnis hingga pada akhirnyaberpengaruh pada pelanggan mereka.



Data Kaspersky lebih lanjut mengungkapkan bahwa Indonesia dan Vietnam menjadi negara di Asia Tenggara dan secara global memiliki upaya penambangan kripto tertinggi terhadap UKM.

Sebagian besar dari enam negara di kawasan ini, kecuali Filipina dan Thailand, juga telah mencatat peningkatan dalam hal deteksi malware ini pada kuartal pertama tahun 2020. Melengkapi lima negara dengan upaya cryptojacking terbanyak adalah Federasi Rusia, Brasil, dan Republik Islam Iran.

Selain dari perangkat lunak yang tidak berlisensi, para penambang juga dapat masuk ke komputer melalui pemasang adware dan konten berbahaya yang selanjutnya didistribusikan menggunakan rekayasa sosial serta USB yang terinfeksi.

Untuk memblokir perangkat lunak berbahaya dari adware dan konten terinfeksi yang disebarkan melalui email, UKM dapat menggunakan solusi dari Kaspersky Security for Microsoft Office 365. Alat ini memberikan perlindungan dari ancaman canggih, sudah termasuk untuk layanan komunikasi dan kolaborasi Microsoft Office 365. Ini juga membatasi penyebaran ancaman berbahaya termasuk ransomware, virus, Trojan, phishing, dan lainnya.

Untuk saat ini, solusi diberikan gratis selama enam bulan untuk UKM di kawasan Asia Tenggara. Bagi perusahaan yang tertarik dapat mengetahui lebih lanjut melalui tautan  berikut ini.

Seiring faktor manusia memainkan peran besar dalam jenis ancaman ini, bisnis juga dapat memanfaatkan kursus online gratis berdurasi 20-30 menit dari Kaspersky.

Pelatihan akan membahas bagaimana perusahaan dapat mengamankan lingkungan kerja jarak jauh dan akses dapat diperoleh melalui tautan berikut ini.

Tips menjaga perangkat bisnis aman dari cryptojacking